Membangkitkan Semangat Ikhlas dan Ishlah dalam Muhammadiyah

Kenapa Muhammadiyah mampu bertahan hingga usia satu abad? Selain berkah Allah, Muhammadiyah dan seluruh institusi organisasi yang berada di dalamnya, mampu bertahan lama karena antara lain, semangat keihklasan para penggeraknya. Sejak KH A. Dahlan dan generasi awal hingga saat ini penggerak Muhammadiyah dari Pusat hingga Ranting dikenal tulus hati dalam berkiprah di Persyarikatan. Termasuk di dalamnya berkiprah Organisasi Otonom, Majelis, Lembaga,Amal Usaha, dan institusi - institusi lainnya.

Ikhlas adalah kondisi batin yang memotivasi setiap orang untuk berbuat dengan tulus hanya meraih ridha Allah dalam b
erkerja, berusaha, dan bertindak apa saja dalam hidup ini. Aktif dalam mengurus Muhammadiyah semata-mata karena Allah ingin beribadah dan menjalankan fungsi kekhalifahan melalui gerakan Islam ini. Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul A'isyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hisbul Wathan Muhammadiyah, Tapak Suci Putera Muhammadiyah, amal usaha Muhammadiyah, majelis dan lembaga, dan berbagai institusi dalam Muhammadiyah lainnya hanyalah ladang beramal shalih. Lain tidak. Melalui berbagai institusi Persyarikatan itu ingin ditegakkan dan dijunjung tinggi agam Islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Jadi, betapa mulianya Muhammadiyah sebagai kendaraan beribadah, menjalankan fungsi kekhalifahan, dan beramal shalih.
Karena itu, keikhlasan harus tetap tumbuh subur dan dicegah dari penyakit riya', kepentingan, dan hal-hal yang merusak benih ikhlas lainnya.

Keikhlasan teruji di kala kritis yang memerlukan uji keikhlasan. Apakah karena hasrat diri untuk meraih kedudukan, jabatan, dan capaian-capaian lain di antara kita merusak dan
tatanan kepentingan organisasi? Pada saat itulah keikhlasan itu di uji.
Dalam organisasi tentu tidak luput dari masalah. Termasuk gesekan kepentingan antara pelaku dalam organisasi itu. Termasuk di Muhammadiyah dan seluruh institusi organisasinya. Kadang terjadi benturan atau konflik yang keras. Pada saat kritis seperti itulah kritis keikhlasan di uji. Apakah hanya menuruti
hasrat diri atau menyelamatkan kepentingan organisasi. Dalam kaitan ini pula, selain ikhlas juga diperlukan ishlah dalam menggerakan Persyarikatan, termasuk organisasi Otonom Muhammadiyah.

Ishlah adalah semangat dan tindakan tulus untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan topangan rasa persaudaraan, damai, saling berbagi, saling memberi, saling menerima, saling mengalah, dan tidak
menang-menangan sendiri, Ishlah meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan diri. Ishlahpun memerlukan keikhlasan. Dengan ikhlas dan ishlah insya Allah jalan serumit apapun ada jalan keluar. Puncak Ikhlas dan ishlah adalah bergantung dan minta keputusan kepada Allah disertai sikap saling melunak dan lembut hati dengan seksama. Memang manusiawi, tidak mudah mencapai
puncak ikhlas dan ishlah seperti itu. Tetapi bukan berarti tidak dapat diwujudkan, yang paling penting semangat ikhlas dan ishlah itu ditanamkan menjadi benih utama dalam hidup untuk kemudian terus diikhtiarkan agar tumbuh
subur menjadi model perilaku. Kita yakin, semua ikhlas dan ishlah itu tertanam kokoh dalam jiwa setiap anggota, aktivis, kader, dan pimpinan dari seluruh lini organisasi Muhammadiyah maka masalah sulit yang berat pun akan dapat diselesaikan, apalagi masalah yang ringan. Dengan ruh ikhlas dan ishlah para penggeraknya insya Allah Muhammadiyah akan tummbuh subur menjadi gerakan yang besar dan utama.

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia