Posts

Showing posts from January, 2011

Logo Musyawarah Wilayah IPM Jawa Tengah ke-19

Image
Alhamdulillah, dengan mengucap selaksa syukur akhirnya selesai juga desain Logo untuk Musywil IPM Jateng ke-19. HUfft, Sedikit cerita ya kawan-kawan ... Begini : Beberapa hari yang lalu, (hujan rintik-rintik, petir pada unjuk kebolehan, kanan kiri pada pake payung, tapi aku tetep nekat saja ke PWM). Dengan satu tujuan pasti, bikin vector! hehehe ... Selain itu ada juga beberapa agenda lain yang tak bisa diceritakan di sini karena sifatnya yang rahasia. Misi Rahasia. Malam, sudah masuk waktu maghrib. Aku masih saja sibuk kombinasikan mouse, keyboard, pandangan mata, dan sesekali nyeruput "aqua'" yang nganggur di samping monitorku. Hmm, bingung juga ternyata bikin begituan ... Hufft, Mr. Bosan mampir, cenut cenuuut cenuut ... ngajak istirahat... Yahhh ... terpaksa di turuti. Aku turun ke lantai dasar, ohya, aku lupa ... sebelumnya aku tadi bikinnnya di lantai 3 kawan. Di sekretariat PW IPM. Huaaahhhm, aku turun ... Ketemu Bang Ali Baba, sama El Wahyu Imamovic....

Filantropi Islam untuk Kesejahteraan Bangsa

Image
  Dekade terakhir menjadi saksi kebangkitan filantropi Islam di Indonesia-. Era baru ini ditandai oleh pengelolaan kolektif zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara profesional dan transparan oleh masyarakat sipil (civil society). Di era baru inilah kita melihat penghimpunan dana filantropi Islam meningkat pesat dengan diikuti oleh pendayagunaan yang semakin efektif dan produktif. Filantropi Islam kini telah bertransformasi dari ranah amal-sosial-individual ke ranah ekonomi-pembangunan-keummatan. Di Indonesia, filantropi Islam telah ada sejak Islam hadir di Indpnesia yang di dorong oleh aktivitas sosial dua institusi keagamaan terpenting masjid dan pesantren. Walaupun potensi dana filantropi Islam yang sangat besar, namun hingga saat ini ia masih belum mampu mengangkat kesejahteraan kelompok miskin di negeri ini hingga keluar dari jurang kemiskinan. Dibutuhkan perubahan besar dalam perilaku penderma dan peningkatan kapasitas lembaga pengumpul dana untuk kinerja filantropi Islam yang

Filantropi Islam Berbasis Pemberdayaan Komunitas

Image
Oleh: Sholehudin A. Aziz, MA Diskursus mengenai peran filantropi Islam (kedermawanan dalam Islam) kian hari semakin menarik untuk dikaji. Lebih lagi, di saat krisis ekonomi global yang terus menghantui perekonomian nasional kita. Apalagi, stagnasi atau bahkan bertambahnya jumlah angka kemiskinan dari tahun ketahun menunjukkan ketidakmampuan negara mensejahterakan rakyatnya. Lebih lagi, terpaan krisis ekonomi yang ditandai naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok, dan tidak berimbangnya jumlah pendapatan dengan pengeluaran yang seharusnya, menjadikan masyarakat semakin sengsara dan terjepit. Akhirnya kadangkala tak peduli nyawa sebagai taruhannya, mereka tetap berjuang demi sesuap nasi hari ini. Pada kondisi seperti ini, seharusnya negaralah yang paling bertanggungjawab. Namun kita memahami sepenuhnya kemampuan negara ini. Belum lagi kompleksitas persoalan yang mengitarinya. Pada intinya, negara telah gagal membawa warganya terbebas dari kemiskinan yang permanen. Di titik inilah

Filantropi atau Tanggung Jawab Sosial?

Image
Artikel Geovanie (Koran Tempo, 20 Agustus) mengenai filantropi menyajikan fakta menarik seputar perilaku perusahaan belakangan ini. Dengan menggabungkan penggambaran mengenai kecenderungan di bagian dunia lain serta di Indonesia, artikel tersebut berhasil meyakinkan pembaca bahwa perilaku filantropis memang akan meningkatkan citra perusahaan dan pada gilirannya nilai kompetitif perusahaan juga akan meningkat. Singkatnya, menurut Geovanie, “…tak ada yang sia-sia dari kerja filantopi ini.” Di sisi lain, artikel Lubis (Jakarta Post, 13 Agustus) menggunakan istilah CSR, Corporate Social Responsibility, atau tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk menjelaskan kecenderungan serupa. Istilah tersebut juga digunakan oleh Geovanie, namun dituliskan dalam tanda kutip yang dapat dibaca sebagai penerimaan setengah hati. Artikel ini hendak memberi pengertian yang lebih baik mengenai duduk persoalan seputar kedua istilah. Sejak lama dunia usaha percaya bahwa satu-satunya tanggung jawab m

Perempuan (Hak-Hak Dalam Bidang Politik) Dr. M. Quraish Shihab, M.A

Image
Apakah wanita memiliki hak-hak dalam bidang politik? Paling tidak ada tiga alasan yang sering dikemukakan sebagai larangan keterlibatan mereka. 1. Ayat Ar-rijal qawwamuna 'alan-nisa' (Lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita) (QS An-Nisa, [4]: 34) 2. Hadis yang menyatakan bahwa akal wanita kurang cerdas dibandingkan dengan akal lelaki; keberagamaannya pun demikian. 3. Hadis yang mengatakan: Lan yaflaha qaum wallauw amrahum imra'at (Tidak akan berbahagia satu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan). Ayat dan hadis-hadis di atas menurut mereka mengisyaratkan bahwa kepemimpinan hanya untuk kaum lelaki, dan menegaskan bahwa wanita harus mengakui kepemimpinan lelaki. Al-Qurthubi dalam tafsirnya menulis tentang makna ayat di atas: Para lelaki (suami) didahulukan (diberi hak kepemimpinan, karena lelaki berkewajiban memberikan nafkah kepada wanita dan membela mereka, juga (karena) hanya lelaki yang menjadi penguasa, hakim, dan juga ikut bertempu