Posts

Showing posts from June, 2011

Makna Positif Iklan Djarum 76 ‘Kuda Poni’

Image
Pastinya sudah tau semua kan? Nah saya bukan bermaksud promosi, lagian saya bukan perokok. hehe Apakah anda sudah tau apa makna dari iklan tersebut? Jika belum, maka disini saya akan mengambil sisi positifnya : Di iklan tersebut, diceritakan ada seorang jin, yg mau mengabulkan 1 permintaan kepada orang yg dia temui… Malangnya dia muncul di tempat berkumpulnya para preman. Tapi si jin pun tetap berkata, akan mengabulkan 1 permintaan dari para preman2 tersebut. “Lalu sang pemimpin preman berkata “ Kuda poni” . Lantas si Jin pun mengabulkan permintan si preman. Tapi si preman justru mengeluh “Kok pucet (alasannya masih bagus), kok cebol, kok poni ” (nah loh yg minta kuda poni siapa? ) . Dan dihajarlah si jin oleh para preman itu . Dan si jin pun berkata “ Iki salah iku salah, opo karepe? ” (Artinya : Ini salah, itu salah, apa maunya? -_- “ Tapi sebenarnya ada makna positif yang bisa diambil dari iklan tsb: ” Maknanya adalah “rasa tidak bersyukur” . Di iklan tersebut ditunj

Snapshoot!

Image
Tulisan ini adalah potongan opini admin yang dimuat Suara Merdeka Edisi 18 Juni 2011   "Masa orientasi harus di isi dengan kegiatan – kegiatan yang melecut semangat mahasiswa baru. Bisa dengan menampilkan prestasi – prestasi yang telah diraih universitas pilihannya. Menunjukkan UKM – UKM yang berprestasi, mendatangkan pemateri yang berkualitas. Jangan melulu pada kegiatan lapangan. Kemudian yang tidak kalah penting adalah, jangan sampai kegiatan seperti ini ditakuti karena “cerita-cerita seram” yang berkembang bahwa masa perpeloncoan (OSPEK) adalah masa yang penuh dengan kekejaman senior. Buktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Akhirnya, segala sesuatu pasti akan mengundang pro dan kontra. Tidak terkecuali perpeloncoan yang terjadi selama ini. Namun jika kita mau menyadari lebih dalam dari diri kita masing-masing, sesungguhnya perpeloncoan tidak lebih dari sebuah langkah untuk menuju pendewasaan yang gilang-gemilang, hanya saja kini kita harus mengubahnya menjadi lebih manusia

3 Pilar Mendasar Perbaikan Hubungan Indonesia - Maroko

Image
Seberapa banyak rakyat bangsa anda yang mengetahui tentang Maroko? Sejenak pertanyaan ini terbersit saat hendak menuliskan rangkaian kata ini. Jika harus menjawab jujur, maka penulis akan menjawab sejujur-jujurnya bahwa masih sedikit sekali rakyat Indonesia yang mengenal Maroko, bahkan mendengar saja ada yang belum pernah. Ironi. Apalagi ketika memasuki ranah-ranah marginal yang oleh bangsa ini seringkali terabaikan, kita akan melihat dengan begitu gamblang, bahwa rakyat kita pada umumnya tidak peduli dengan Maroko. Sebenarnya mereka bukan tidak peduli tanpa sebab, mereka sejatinya ingin peduli, ingin mengerti apa yang sedang terjadi di bangsa ini, dunia ini, masa depan peradaban manusia ini. Tapi apa daya, jangankan memikirkan orang lain, memikirkan masa depan bangsa, apalagi kebudayaan Negara lain. Untuk makan hari ini saja rakyat kita (pada umumnya) harus bersusah payah. Bagi rakyat kita hari ini dan besok adalah fatamorgana, antara ada namun sejatinya tiada harapan. Dan memikirka

BatamToday! Referensi Berita Anda, Pertama dan Terdepan!

Image
Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, perubahan peradaban, sekaligus kecanggihan peranti teknologi telah mengakibatkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit. Dan salah satunya di sini adalah perubahan dalam tubuh media massa. Sebelum internet dan teknologi selular ditemukan, media massa telah lebih awal berkembang melalui media massa tradisional, seperti radio, televisi surat kabar, majalah, dan lain-lain. Namun kini seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, maka media yang sebelumnya asing tersebut (internet dan selular) telah dapat dikategorikan sebagai media massa yang digemari karena tidak dibatasi oleh ruang dan dimensi waktu (mengingat pola kerja internet yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja) . Media massa memang dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan penting dalam era kekinian yang serba digital dan mobile, bahkan media massa akan menjadi lebih penting lagi kala kita membutuhkan infor

Lomba Dunia Maya-Ketika "Iseng" berubah menjadi jalan hidup!

Image
Ah, lagi-lagi aku menulis, lagi, lagi dan lagi. Entah kenapa kalau ada segala sesuatu yang berhubungan dunia kepenulisan aku selalu memiliki rasa ketertarikan yang teramat besar, bukan karena nilai hadiahnya, tapi karena sudah menjadi panggilan hidup (meskipun dulunya aku tak pernah memiliki hobi menulis sekeras ini). Bukan pula karena aku sudah terlalu sering memenangkan kompetisi, justru sebaliknya, aku selalu belum beruntung. Semua kecelakaan sejarah ini berawal saat aku mengenal dunia maya (internet) yang saat itu masih bisa dibilang “langka” di daerahku. Maklum saja, untuk sekali mengakses warnet, aku harus keluar dari desaku yang benar-benar pelosok di tepian Bengawan Solo. Dan tentu juga merogoh kocek yang tidak sedikit, transport, makan, dan biaya internet! Tapi kini aku bersyukur sekali, seandainya dulu Tuhan tidak mempertemukanku dengan teknologi ini, mungkin aku tidak pernah menemukan jatidiriku sebagai penulis (ya, penulis yang masih belum terkenal tentunya). Alhamdulilla

Usia Emas Ikatan Pelajar Muhammadiyah (part I)

Image
Horeee , akhirnya jadi juga! Gambar yang sederhana ini untuk memperingati Milad IPM yang ke 50, sebuah usia emas yang patut kita syukuri bersama. Buat yang berminat, silahkan disave , dicetak , dipakai buat sablon , dan lain-lain, atau kalau mau minta file induknya bisa hubungi saya langsung di sini , hehehe ... sebenarnya postingan kali ini mau bikin refleksi tentang IPM, tapi berhubung mood buat nulisnya lagi terbang entah kemana, maka saya nulis asal saja, biar blognya ndak mati suri. Pada kesempatan ini saya juga mau sedikit berbagi cerita tentang pengalaman berkunjung ke "Sekretariat" PP IPM di Jogja yang juga serumah sama kantor ayahanda PP Muhammadiyah kemaren. Awalnya terasa aneh, sebuah organisasi yang sedemikian besar ini ternyata hanya memiliki kantor seluas tak lebih dari tempat parkir Universitas-universitas terkemuka Muhammadiyah di tanah air ini. Tapi tentu bukan berarti saya tidak membanggakan, justru karena kesederhanaan inilah saya semakin bangga dengan O

Solusi Kependudukan : Penyuluhan - Pendampingan - Follow Up!

Image
Bangsa kita, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang memiliki kultur budaya luar biasa, sumber daya yang melimpah ruah dan dapat diperbaharui, sekaligus sebuah Negara kepulauan yang memiliki keindahan alam tak tertandingi di belahan dunia manapun. Tentu saja hal ini merupaka karunia yang patut kita syukuri sebagai warga Negara. Meskipun banyak masalah yang membelit Negara kita ini, setidaknya kita masih bisa melihat ada harapan bagi bangsa kita untuk lebih baik lagi ke depannya. Sumber Daya Insani (SDI) atau Sumber Daya Manusia merupakan suatu asset yang teramat penting bagi kemajuan sebuah bangsa, semakin berkualitas SDM-nya maka peluang untuk meraih kemakmuran akan semakin terbuka lebar. Sedangkan jika SDM yang dimiliki bangsa kita hanya segelintir kecil orang saja, maka proses perubahan yang diharapkan menuju lebih baik tersebut akan tersendat-sendat dan berat. Selain itu, jika SDM yang berkualitas hanya sedikit sedangkan apresiasi pemerintah terhadap mereka yang in

Perpeloncoan, tidak relevan tapi dibutuhkan

Image
Tulisan ini dimuat Suara Merdeka Edisi 18 Juni 2011 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , pelonco berarti pengenalan dan penghayatan situasi lingkungan baru dengan mengendapkan (mengikis) tata pikiran yang dimiliki sebelumnya . Jika merujuk pada arti secara harfiah tersebut,maka seyogianya dapat dimengerti bahwa kegiatan perpeloncoan yang selama ini terjadi di dunia perkuliahan memiliki tujuan akhir untuk memberikan pemahaman baru sekaligus mindset untuk beradaptasi lebih baik di lingkungan baru. Namun kini, kegiatan yang berlangsung di lapangan malah justru sebaliknya. Banyak sekali kejadian yang melampaui batas normal untuk sebuah perpeloncoan, sebut saja mahasiswa harus mengikuti perintah konyol yang sebenarnya kurang bermanfaat, dan tak jarang berujung pada sanksi fisik tanpa dasar jelas, sehingga yang membekas di mahasiswa bukanlah nilai yang positif dan edukatif, melainkan sebuah perasaan terkekang yang akhirnya dilampiaskan dengan pembangkangan. Jika alasan kegiatan ini ber

“Bulan” untuk Ayah

Image
Seperti hari-hari yang lain, minggu-minggu yang lain, bulan-bulan yang lain, semenjak aku kelas 3 SD, hingga detik ini, hampir setiap sore setelah shalat Ashar aku akan berusaha menyempatkan datang ke tempat ini. Sebuah gubuk, agak reyot, di belakang rumah tepat menghadap sebuah sungai di desa kecilku. Gubuk yang di dalamnya telah kuabadikan begitu banyak kenangan. Di gubuk ini pula, dulu Ayah hampir setiap hari menceritakan masa mudanya, tentang pertemuan tak terduganya dengan ibuku, tentang kakek yang hilang pada masa PKI, dan tentang kearifan hidup dari beliau yang ku pendam dalam-dalam di dasar kalbuku. Hingga kini, dan selamanya akan tetap berada di sana.   Sore ini, hujan telah reda dan telah undur diri bersama angin. Sebenarnya ini juga merupakan hujan pertama di musim penghujan, aku paham betul dari aroma ampo yang begitu semerbak menyejukkan yang telah kukenal bertahun-tahun hidup di sini. Hujan pertama yang bagiku begitu menentramkan setelah panas berkepanjangan, tentu saja

Kuntum (sebuah pengakuan)

Image
( Postingan ini spesial buat majalah kuntum) Rekan pembaca yang terhormat, untuk menjadi seorang penulis besar pasti tidaklah semudah membalikkan jempol, menengokkan muka, atau sekedar membuang muka (sebuah pemahaman yang aneh bukan?). Untuk menjadi seorang penulis besar tentu dibutuhkan tidak sedikit pengorbanan, pengalaman, dan tentu saja kerja keras, komitmen, kesungguhan, serta yang tidak kalah penting lag adalah motivasi untuk menulis. Besar disini bukan artian hanya sekedar nama, tetapi merupakan sebuah pengakuan secara pasti dan meng-global atas karya kita, kenikmatan dan kepuasan sebuah karya memang ketika karta tersebut memberikan nilai kemanfaatan bagi orang-orang terdekat di sekitar kita dan masyarakat luas, off course! . Dan sekelumit tulisan ini akan mewakili segenap ceruhan (tidak sesuai KBBI, yang benar itu curahan ) untuk majalah kebanggaan Pimpinan Pusat IPM yakni KUNTUM. Sebelumnya kepada semua redaksi mohon maaf karena telah membawa nama Kuntum di blog yang tidak s

Sebuah Catatan Kecilku : Pramuka!

Image
Harry Potter Juga Pramuka! Jika boleh mengatakan, memang tidak berlebihan bahwa Pramuka adalah salah satu mozaik kehidupan paling berkesan yang pernah saya miliki. Setidaknya di usia yang ke dua puluh ini hampir separuhnya pernah saya dedikasikan di pramuka. Mulai sejak SD ( mungkin itu yang pertama, sekaligus pengalaman pertama “mencari jejak” yang berujung kesasar di makam ). Kemudian saat SMP, di ajang yang sama saya menonton dengan terkagum-kagum sambil menahan tawa tentunya, saat beberapa rombongan kawan (dari regu pramuka perempuan kami) bergulat dengan pramuka perempuan dari regu lain, hanya karena alasan sepele “terganggu asap” saat piket masak Tapi dari kesemuanya itu, tidak ada yang mengalahkan kenangan sekaligus pengalaman di Pramuka saat saya “ ngelmu ” di SMK, saat itu rasanya Pramuka benar-benar darah yang mengalir dalam setiap langkah demi langkah yang terayun. Bahkan, saat memakai seragam dengan atribut berbeda dengan kawan saya yang lain, ada semacam sensasi aneh

Optimalisasi E-Learning Sebagai Media Pendidikan

Image
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia saat ini, jika saja beberapa abad yang lalu kolonial Belanda tidak merusaha mencari rempah-rempah ke Asia. Dengan kondisi tersebut, wajar saja bangsa kita mengalami penderitaan berkepanjangan yang dampaknya masih kita rasakan hingga detik ini, yakni kebodohan yang berimbas pada “kejahatan politik busuk" bernama korupsi. Namun, tidak ada yang perlu disesalkan atas apa yang terjadi di masa lalu, karena tugas kita sebagai generasi muda adalah mempeloporinya untuk lebih baik di masa mendatang. Jika detik ini saya mengatakan “Internet”, maka hampir dapat dipastikan semua akan paham, atau minimal pernah mendengarnya. Hal ini tentu berbeda dengan beberapa abad silam ketika teknologi belum berkembang secepat dewasa ini yang bisa dibilang cukup mencengangkan. Benar, Internet memang menawarkan berbagai kemudahan untuk dijadikan media pembelajaran dan “tempat bertanya” yang tersedia 24 jam non-stop. Namun hal ini perlu diimbangi denga

Sebuah Catatan - Sehari Bareng "Kemenpera"

Image
Apa ya jadinya kalau seorang Gubernur disandingkan dengan Menteri? jawaban pertanyaan tersebut setidaknya penulis temukan pagi tadi dalam acara Peresmian 7 Rusunawa yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Semarang. Pagi tadi, atau mungkin lebih tepatnya menjelang siang, rombongan yang (memang sangat ditunggu kedatangannya) memasuki kawasan Rektorat Unimus sekitar pukul 11.30 (menurut catatan penulis, acara tersebut molor hampir 1 jam). Yah, begitulah Indonesia! Huph, merdeka !! Nah, kembali ke pokok permasalahan, kawan. Sebenarnya penulis tidak menjadi orang penting dalam postingan kali ini, hanya sekedar "melihat" itupun hanya sekilas. Dalam kesempatan tadi terlihat kalau Pak Gubernur benar-benar kalah saing, hehehe ... (dalam hati sempat berkata "yahh, pak gub dicuekin tuh!"). Blitz kamera yang terhitung, mungkin ratusan kali itu paling banyak di Pak Menteri. Sesekali tadi sempat terlihat Pak Gubernur bersiul-siul (mungkin hendak menyatakan eksistensinya,

Sebuah Puisi "Tantangan Hidup"

Image
Sebuah Perjuangan Dua puluh tahun yang lalu Dunia ini ceria saat terlahir anak manusia Dari tetesan air hina Yang menjadi segumpal daging Yang mana nyawa telah tertiup didalamnya Dia terlahir tanpa dosa Dengan keadaan yang sederhana Dia tumbuh menjadi remaja remaja yang penuh talenta Berbagai petualangan hidup tlah dia ukir di atas langit Kerena mimpi besarnya lah... Dia tetap bertahan dlam lautan ilmu Debaran ombak telah memporak porandakannya Dengan kesabaran.... Tekad... Serta niat... Sehingga membawanya menjadi manusia berharga. By. Nala Fauziah *Sakura Puisi ini bisa juga dilihat di http://www.nala-fauziah.co.cc/2011/06/tantangan-hidup.html

The 20th Anniversary

Image
Logo Milad ke 20 Rekan yang terhormat, beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 1 Juni 2011 usiaku genap menjadi 20 tahun. Woww ... (lebay) Usia yang tergolong muda untuk rata-rata hidup di Indonesia. Dan jika mengikuti Ittiba’ rasul maka kurang lebih akan tersisa waktu 43 tahun lagi untuk berjuang menjadi khalifatul fil ardhi. Dan sekelumit tulisan ini merupakan salah satu bentuk syukur atas usiaku yang memasuki kepala 2 (ada seorang sahabat yang berkata “kepala dua” untuk usiaku kali ini hehehe … :p), serta apresiasiku terhadap hobi menulis yang masih fluktuatif, kadang naik hingga mencapai titik puncak, terkadang turun hingga tak ada gairah untuk sekedar menggoreskan pena, atau hanya untuk sekedar menyentuh “mesra” berlama-lama keyboard. Selalu, alhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk bisa menghirup nafas yang segar ini, dan gratis untuk hari yang kesekian kalinya dalam hidupku ini. Tak terasa usiaku sudah demikian tua (terkadang aku masih merasa perlu memuaskan masa ke