3 Pilar Mendasar Perbaikan Hubungan Indonesia - Maroko

Seberapa banyak rakyat bangsa anda yang mengetahui tentang Maroko? Sejenak pertanyaan ini terbersit saat hendak menuliskan rangkaian kata ini. Jika harus menjawab jujur, maka penulis akan menjawab sejujur-jujurnya bahwa masih sedikit sekali rakyat Indonesia yang mengenal Maroko, bahkan mendengar saja ada yang belum pernah. Ironi. Apalagi ketika memasuki ranah-ranah marginal yang oleh bangsa ini seringkali terabaikan, kita akan melihat dengan begitu gamblang, bahwa rakyat kita pada umumnya tidak peduli dengan Maroko.
Sebenarnya mereka bukan tidak peduli tanpa sebab, mereka sejatinya ingin peduli, ingin mengerti apa yang sedang terjadi di bangsa ini, dunia ini, masa depan peradaban manusia ini. Tapi apa daya, jangankan memikirkan orang lain, memikirkan masa depan bangsa, apalagi kebudayaan Negara lain. Untuk makan hari ini saja rakyat kita (pada umumnya) harus bersusah payah. Bagi rakyat kita hari ini dan besok adalah fatamorgana, antara ada namun sejatinya tiada harapan. Dan memikirkan orang lain, tentu saja adalah sebuah hal yang ibarat angan kosong tanpa arti dan tiada guna bagi mereka.
Sejujurnya penulis malu terhadap diri sendiri, tapi di sini penulis hendak menyampaikan dengan sebenar-benarnya, setulus-tulusnya dari hati nurani rakyat bahwa masih ada harapan untuk memperbaiki kebobrokan bangsa ini. Meskipun, tentu saja sangat riskan untuk menjadi orang yang “benar-benar baik” di Negara Republik ini, namun setidaknya kita pernah mencoba untuk menjadi lebih baik dan berusaha untuk berbeda dari orang kebanyakan.
Semua masalah sejatinya timbul karena ada unsur kausatif, hubungan sebab dan akibat. Ketika ada sebuah sebab, maka akan ada akibat begitu pula sebaliknya. Maka, ketika kita menemukan adanya banyak permasalahan yang begitu kompleks di bangsa ini, sebenarnya kita hanya perlu langkah mudah untuk menemukan solusinya, yakni yang paling pertama harus dilakukan adalah mencari akar permasalahan yang mendasar, setelah ditemukan permasalahan baru dikonsep untuk langkah-langkah mengatasi permasalahan tersebut (problem solving).
Jika kita melihat bangsa kita lebih dekat sebagai objek sastra maka peribahasa yang akan timbul adalah “ayam mati di lumbung padi”. Sebuah peribahasa yang sarat ironi. Negara kita sangat kaya raya, bahkan kalau tidak berlebihan penulis ingin menyampaikan kepada khalayak dunia, bahwa Indonesialah Negara terkaya di dunia saat ini. Tapi bukankah saat ini Negara kita dalam kondisi terpuruk? Lihat saja, korupsi merajalela, hutang dimana-mana, kemiskinan, dan moral bangsa yang kian menurun, bahkan hukum sebagai supremasi tertinggi bisa dibeli dengan mudah.
Baiklah, sebelum melihat hubungan Indonesia – Maroko lebih jauh, mari kita urai kekayaan Bangsa ini satu per satu, yang hanya dinikmati segelintir orang saja :
1. Negara Ini memiliki tambang minyak luar biasa besarnya di Blok Cepu (tempat penulis lahir dan dibesarkan), siapa yang mengelola? Exxon Mobil, dibantu Pertamina!
2. Negara ini memiliki pertambangan emas terbesar di dunia dengan kualitas emas nomor wahid, namanya PT Freeport. Siapa yang mengelola? Amerika. Dengan prosentasi 99% Amerika dan 1% untuk Negara pemilik tanah. Tapi apakah Freeport mampu menyejahterakan rakyat? Tidak. Hanya segelintir pejabat saja yang yang menikmati hidup bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini.
3. Negara ini memiliki Hutan Tropis terbesar di dunia, memiliki luas 39.549.447 Hektar dengan keanekaragaman hayati terlengkap di dunia. Tapi kini sedikit demi sedikit hutan ini mulai dihancurkan untuk perkebunan dan lapangan Golf bagi segelintir orang tak bertanggung jawab. Ironi sekali.
4. Negara ini memiliki lautan terluas dengan dikelilingi dua samudra, yaitu Pasifik dan Hindia. Tidak mengherankan jika memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki Negara lain. Karena terlalu banyaknya, sampai Negara lain ikut memanen ikan di lautan Negara ini.
5. Negara ini memiliki pemandangan yang sangat eksotis di dunia. Mulai dari puncak gunung hingga dasar laut bisa kita temui di Negara ini bukan di Negara lain. Hanya pemerintah yang seolah-olah tidak peduli untuk memberdayakannya. Padahal pemasukan devisa dari sektor wisata sangatlah besar.
Akhirnya, semua kekayaan tersebut terasa sia-sia ketika tidak semua elemen bangsa ini merasakan manfaatnya. Kepada semua pejabat yang telah menjual asset bangsa ini (dan turut merasakannya) kepada Exxon Mobil, PT Freeport, Shell, Petronas dan semua kepentingan Negara asing, penulis ucapkan terima kasih! Semoga masih ada masa depan bagi anak cucu kita untuk hidup sejahtera di tanah kelahiran nenek moyangnya ini.
Kembali ke permasalahan Indonesia-Maroko, penulis bekesimpulan bahwa sebelum kita berfikir lebih jauh ke depan, ada baiknya kita untuk segera memperbaiki permasalahan-permasalahan yang benar-benar mendasar di Negara ini agar moral bangsa ini kedepannya bukan lagi kapitalis yang hanya menjual asset bangsa untuk kepentingan pribadi semata tetapi juga bermoral serta memiliki nasionalisme yang tinggi. Dalam hal ini penulis mengedepankan tiga pilar perubahan untuk segera mendapatkan perhatian intensif dari pemerintah. Yakni Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial – Kebudayaan. Setelah tiga pilar ini kuat, baru Indonesia dalam status “aman” untuk bereksplorasi dengan pihak ekstern.
Sedangkan optimalisasi, agar hubungan Indonesia Maroko menjadi lebih baik ke depan dalam banyak hal, harus dimulai dengan hal-hal mendasar dan sederhana. Tentu saja dengan tetap merujuk pada tiga pilar perubahan yang penulis sampaikan, yakni dalam bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial-Kebudayaan.
- Bidang ekonomi
Dalam bidang Ekonomi, Indonesia – Maroko harus lebih meningkatkan kerjasama kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersifat penguatan intern, sehingga tidak timpang antar kegiatan perkenomian luar negeri dengan perekonomian dalam negeri ke dua Negara. Kemudian memaksimalkan berbagai bentuk kerja sama yang sudah ada dari ke dua Negara selain tentu saja tetap berinteraksi dengan Negara berkembang di kawasan lain.
- Bidang Pendidikan
Sebenarnya pertukaran mahasiswa ataupun pelajar belum terlalu maksimal untuk meningkatkan kualitas hubungan ke dua Negara karena sifatnya yang masih dalam tahap pembelajaran, belum memasuki ranah-ranah pemerintah yang memegang kendali. Ada satu hal yang mungkin bisa dijadikan alternatif pilihan, yakni membentuk komunitas di institusi pendidikan kedua Negara yang mewadahi pelajar dan mahasiswa dari kedua Negara. Jadi terlepas dari pertukaran mahasiswa pelajar, ada lagi komunitas bagi keduanya.
- Bidang Sosial – Kebudayaan
Dalam bidang sosial budaya, Indonesia – Maroko dapat meningkatkan kerjasama dalam bidang pariwisata, pertukaran pemuda lintas budaya, atau dengan membentuk perkumpulan (wadah) dari kedua Negara yang konsen khusus untuk mempelajari kebudayaan masing-masing, tentu juga harus didukung secara penuh oleh pemerintah, baik material, maupun finansial.
Budaya adalah cermin suatu Negara, jangan sampai budaya hilang, atau diklaim oleh pihak asing yang sama sekali tidak memiliki unsur kebudayaan tersebut. Kaum muda harus mengawali dengan mencintai kebudayaan sendiri, tanpa menutup diri untuk mempelajari kebudayaan asing, tentu saja dengan filter dan pemahaman nasionalisme yang kuta, agar budaya yang sudah tertanam matang tidak luntur begitu saja.

Akhirnya, untuk menjadi Negara yang besar kita tidak harus membohongi diri sendiri, kemudian membesar-besarkan kebohongan. Kita harus obyektif dalam menilai segala sesuatu, termasuk Negara kita sendiri. Meskipun jiwa nasionalisme menyatakan bahwa kita harus cinta tanah air, namun ketika kita melihat kondisi Negara kita yang serba diliputi kedukaan dan tindakan amoral harusnya kita menyadari bahwa generasi mudalah yang akan mengganti mereka yang saat ini duduk di pemerintahan. Jadikan ini pelajaran agar kita ke depan mampu bertindak lebih baik lagi. Jika ingin bersanding lebih baik dengan Maroko, maka lebih awal pemerintah harus memperbaiki kehidupan rakyatnya. Karena demokrasi bukan untuk Maroko, melainkan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat! Yakni rakyat Indonesia.
Sumber Referensi : Milis (mailing list) remaja kritis Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia