Dream's Note

Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi tingginnya demi martabat ayahku,aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop dengan gunungan timah, mengumpulkan nafas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai maghrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan nasib pada ayahku dan kepada kaumku. Tuhan telah memeluk mimpiku, atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku, saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para pemberani"
(Ikal)

Tulisan ini mungkin tak berbobot, tapi tulisan ini akan menjadi catatan atas sejarahku. Menjadi bukti atas metemorfosaku, catatan kecilku di bangku perkuliahan.

Betapa mimpi memang sangat luar biasa, hingga detik inipun masih melekat mimpi di darahku yang meletup-letup menanti kebebasan (ketika mimpi itu terwujud). Mungkin hanya sedikit orang saja yang menghargai impian, namun dari orang yang sedikit itulah biasanya akan muncul orang-orang yang besar. Orang-orang yang meninggikan peradaban, dan orang2 yang menjadi berbeda dari kebanyakan orang.

Semangat perjuangan Ikal, Arai, dan Lintang telah melekat di benakku, kata-kata mereka, tingkah dan tanduk mereka seolah telah menyihirku untuk berani bermimpi, berani mengambil resiko, dan berani mengubah haluan nasih tanpa harus membodohinya.

Jiwa seni Mahar, telah mengubah pemahamanku dalam menyikapi hidup, hidup itu indah, seindah lagu mahar, dan senikmat teh (yang oleh Ikal bisa membuat kita lupa mertua)


Ya, seperti itulah hidupku, berasal dari kasta rendah (meskipun aku tidak setuju atas nama kasta). Dari pelosok desa, yang Kabupatennya sangat kaya namun penduduknya berebut BLT bila masanya tiba. Begitulah penduduk kami (bukan termasuk penulis), tidak mau dikata miskin, tapi berebut bantuan warga miskin, sangat jahiliyah bukan???

Akhirnya, sedikit dalam catatan ini hendak ku sampaikan. Betapa aku bangga bisa menjadi orang yang memiliki mimpi dan cita-cita dalam hidup.

Tahukah engkau kawan, apa yang ingin ku sampaikan padamu terakhir kali?
Bermimpilah !!
Bermimpilah !!
Dan teruslah bermimpi !!
Ukir mimpimu setinggi langit-langit, agar engkau mudah menggapainya !!
Jangan setinggi langit, karna langit tak memiliki batasan yang mampu dijangkau oleh akal manusia !!!

Selamat bermimpi !!
Regard

Admin blog

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Seberapa Cepat Loading Blog Anda?