Dukung FRI Berpolitik!

Sang Pena - DIBENARKAN ataupun tidak, sebenarnya mahasiswa tidak terlalu ambil bagian di dalam menentukan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Forum Rektor Indonesia, baik itu dalam masalah pendidikan yang memang sudah seharusnya ditangani FRI, atau dalam cakupan permasalahan yang lebih luas, seperti kebangsaan, politik, sosial dan budaya.
Mahasiswa sebagai motor penggerak di masyarakat, sedangkan Rektor sendiri adalah penentu kebijakan sekaligus pimpinan bagi mahasiswa. Maka jika dikaitkan dengan keberadaan Forum Rektor Indonesia, mahasiswa tidak lain dan tidak bukan adalah tangan panjang yang bertugas merealisasikan berbagai kebijakan dari FRI tersebut, tentu saja yang memang berkaitan dan relevan dengan statusnya sebagai mahasiswa.
Politik memang selalu memberikan daya tarik luar biasa bagi semua kalangan, tak terkecuali akademisi-akademisi yang bercokol di Forum Rektor Indonesia, atau organisasi-organisasi lain, dan hal ini memang sejalan dengan pernyataan Aristoteles bahwa “kemunculan suatu Negara tidak dapat dipisahkan dari watak politik manusia yang disebut sebagai zoon politicon”, maka tidak dapat disalahkan ketika Forum Rektor Indonesia turut mengkritisi, sekaligus memberi solusi tepat guna bagi permasalahan bangsa ini.
Semua tentu juga sependapat, bahwa FRI adalah Forum yang berisi akademisi unggulan negeri ini, berbobot secara intelektual dan memiliki kompetesi yang mumpuni dalam mengatasi permasalahan bangsa. Maka perlu kita dukung bersama langkah-langkah yang diambil FRI dalam menyikapi-mengkritisi-memberi solusi berbagai permasalahan bangsa, termasuk dalam permasalahan politik.
Membangun pendidikan, adalah membangun bangsa. Namun pendidikan di negeri ini tak akan bisa berdiri tegak jika kondisi politik tidak sehat, maka persilahkan FRI memberi solusi dalam permasalahan politik, bahkan kalau perlu terjunkan bagian dari FRI untuk turut serta aktif berpolitik. Politik sehat ala FRI yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, kesetaraan-kemudahan dalam memperoleh hak pendidikan, yang bukan malah untuk mengebiri hak-hak rakyat untuk keperluan pribadi.
FRI berpolitik? Bukankah itu solusi paling tepat saat ini? Adakah solusi yang lebih baik?