Indonesia, Ayo Menulis!

lomba blog axis
Sang PenaMenulis, sebuah aktivitas wajib “insan manusia” dalam rangka belajar yang sebenarnya sudah biasa kita lakukan sejak bangku sekolah dasar. Mulai dari pertama kali kita belajar mengeja huruf demi huruf, menuliskannya di lembaran kertas putih, hingga merangkainya menjadi kalimat-kalimat sederhana yang tak terlupakan di masa kecil. Dan berlanjut menjadi sebuah kebiasaan untuk selalu menuliskan apa saja, di mana saja, selagi ada kesempatan.
Dulu, menulis seolah menjadi sebuah rutinitas yang sangat menyenangkan untuk dilakukan. Hampir semua benda kita beri coretan; pintu rumah, kamar mandi, meja, kursi, sandal jepit, kadang dibelakang piring, kadang iseng mencorat-coret wajah kakak yang sedang tidur, bahkan tak jarang dinding rumah tetangga juga menjadi sasaran menulis karena imajinasi kreatif kita yang meluap-luap itu. Meskipun tulisannya hanya tulisan nama tokoh kartun yang kita suka, power ranger misalnya. Atau berniat menggambar tokoh tersebut, dan hasilnya memang tak lebih bagus dari gambar telur. Begitulah adanya masa kecil, masa yang begitu penuh dengan imajinasi tanpa batas, karena apapun adalah mungkin.
Kini, masa sudah berganti. Waktu telah berhasil memberikan peradaban berkemajuan bagi umat manusia, dengan ditemukannya berbagai inovasi dalam teknologi, dan berbagai perbaikan dalam bidang kehidupan yang tak pernah surut. Lalu ke mana perginya kebiasaan menulis? Lagi-lagi waktu pula yang telah menjadikan kita tidak “selincah” masa kecil dulu. Kala beranjak dewasa, kita hanya mampu sebatas berangan, tanpa berani mencoretkan sedikitpun gejolak angan tersebut. Kita hanya berdiam manakala ujung-ujung saraf kreatifitas meminta kita untuk membangunkannya.
Seharusnya kita belajar, bahwa mayoritas orang yang pernah berpengaruh di dunia memiliki sisi jiwa seorang penulis. Dengan karyanya dalam berbagai disiplin ilmu yang dimanfaatkan dan didedikasikan guna kemaslahatan umat manusia. Berbagai karya yang sudah berumur ratusan, bahkan ribuan tahun tersebut masih dapat dipelajari dan dikembangkan saat ini, berbagai buku ternama diteliti, dipelajari oleh ribuan orang setiap hari, menghasilkan temuan-temuan baru, dan masa depan yang lebih baik. Apa jadinya, jika beberapa ribu tahun yang lalu, mereka memutuskan untuk berdiam diri tanpa menuliskan pemikiran besarnya? Apakah mungkin kita bisa lebih baik dari hari ini?
Menulis, bukanlah sesuatu yang sulit. Sama halnya dengan belajar, menulispun bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana. Kita bisa mulai dengan langkah-langkah, seperti menuliskan keseharian kehidupan pribadi, kemudian meningkat menjadi kondisi sosial masyarakat di sekitar kita, hingga menceritakan wacana-wacana nasional yang sifatnya untuk dikonsumsi masyarakat luas (publik).
Semua langkah tersebut harus dilaksanakan secara bertahap, simultan antara menulis dan membaca realita sosial serta kontinyu, jangan sampai berhenti dan patah di tengah jalan. Perjuangan yang paling baik menuju kesuksesan adalah dengan istiqomah dan fokus pada tujuan akhir, serta menikmati semua proses menuju tujuan akhir tersebut. Karena sukses tidak akan bertahan lama jika diperoleh secara instan.

Maksimalkan Media
Media, ini dia yang tidak kalah penting dan menjadi sentral dari semua pengantar di postingan kali ini. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian dan kemudian melakukan tindak lanjut atas apa yang disampaikan.
Media yang paling efektif saat ini, seperti diketahui bersama tentu saja adalah internet, dengan berbagai kelebihannya seperti; mobilitas, efisiensi, efektifitas, terjangkau, dan tentu saja memiliki pengguna (user) yang terus menggeliat dari hari ke hari. Banyak situs di internet yang bisa dimanfaatkan untuk belajar menulis, seperti blogger, wordpress, blogdetik, dan masih banyak lagi.
Khusus untuk pemula yang menulis di internet, disarankan untuk tidak langsung copy paste dalam membuat artikel di internet, sekalipun tidak dilarang asal mencantumkan sumbernya. Namun yang harus diingat, mesin pencari Google lebih senang meng-indeks artikel-artikel atau tulisan yang benar-benar baru dan masih fresh, dan yang tidak kalah penting adalah orisinal, benar-benar karya kita sendiri. Karena sangat menyenangkan ketika mengetahui artikel kita menjadi pemuncak di Search Engine.
Pengalaman saya, yang juga masih dalam tahap belajar menulis. Internet merupakan sarana yang paling tepat untuk mendidik sekaligus menguji, mengeksplorasi habis-habisan kemampuan kita dalam menulis. Di internet kita bisa membuat opini publik dan mempertahankan opini tersebut, atau membuat berita aktual di daerah kita untuk diwacanakan ke publik.
Di blog ini misalnya, sudah ada lebih dari 200 tulisan, sebagian besar adalah karya sendiri, sebagian lagi bermuatan informasi dan pengetahuan. Bahkan beberapa di antaranya pernah di muat media massa, 1 kali di PPWI, dua kali di Suara Merdeka (Bulan Juni dan Oktober 2011), dan dua kali di Okezone (Januari 2012).
Jika membandingkan antara tulisan yang saya kirimkan dan dimuat media massa, maka jumlahnya akan sangat tidak seimbang, misal; dari sepuluh kali (bahkan lebih) pengiriman ke redaksi, maka bisa jadi hanya satu tulisan saja yang dimuat, tapi hal tersebut bukan masalah bagi penulis yang ingin besar di kemudian hari. Karena redaksi media massa ingin menguji kemampuan dan konsistensi kita dalam menulis.
Dalam dunia tulis-menulis, setidaknya hingga saat ini telah terdapat dua antologi buku yang di dalamnya terdapat karya saya. Buku pertama berjudul Menjadi Pejuang (PP IPM, 2009), buku ke dua berjudul I’am Proud To Be Scout (Leutika Prio, 2011). Memang terlihat adanya jeda antara buku pertama dan ke dua karena satu tahun tersebut vakum untuk konsen ke Ujian Nasional SMK (2010).

Bangkitkan Indonesia
Saat ini minat menulis di Indonesia, bisa dibilang masih sangat minim oleh karena itu peran para penulis / blogger dalam memulai menulis sesegera dan serajin mungkin akan sangat menunjang serta penting dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan wawasan, tentu melalui media internet. Kita menulis sambil belajar, menuliskan realita dan kondisi sosial, serta memerankan diri sebagai agen perubahan, yang memulai perubahan, bukan hanya menuntut perubahan.
Satu orang, satu halaman, setiap hari! Begitulah semangat yang saya hembuskan kepada semua sahabat, rekan, dan saudara. Kita bukan hanya berkoar-koar, tapi langsung memulai gerakan nyata. Mengajak sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia untuk terjun dalam dunia tulis-menulis, lewat blog, jejaring sosial, media massa online, dan lain sebagainya.
Saya sudah membuat sebuah Fanpage, bernama I’AM atau Indonesia, Ayo Menulis. Sebuah langkah awal yang harusnya juga diikuti oleh pegiat online yang lain untuk mengundang semua rekannya bergabung di sini, atau membentuk yang sejenis yang fokus tujuannya adalah sama, yakni meningkatkan minat menulis di kalangan generasi Muda Indonesia.
Menulis, sama halnya dengan sebuah kesuksesan. Kesuksesan tidak bisa datang begitu saja, kesuksesan harus dikejar dan diupayakan untuk memperolehnya. Perubahan dalam rangka menuju sukses bisa dilalui dengan dua jalan, menuntut perubahan, atau memulai perubahan. Mari memulai gerakan Indonesia, Ayo Menulis! Satu orang, satu halaman, setiap hari! [Sang Pena]

Comments

  1. Pertamaxx diamankan Bos... Nice post yah :D
    Mumpung lagi blog walking, baca artikel ente dulu ah..:D
    Ditunggu komentarnya di blog ane.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.

Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia