My Opini : Akuntansi Untuk UMKM

akuntansi untuk UMKM
Accounting for UMKM
Sang Pena - My Opinion. PADA Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) umumnya belum banyak yang menerapkan pencatatan kegiatan bisnisnya dengan sistem standar akuntansi yang berlaku saat ini. Padahal dengan adanya sistem yang baku tersebut akan memberikan kemudahan UMKM dalam mengelola berbagai sumber daya keuangan di UMKM yang bersangkutan, untuk lebih efektif, efisien, dan meningkatkan margin keuntungan.
Banyak alasan dari pemilik UMKM yang kemudian menjadi dasar atas tidak digunakannya sistem akuntansi, seperti; latar belakang pendidikan, budaya (pakem) di masyarakat, keterbatasan akan sumber daya, serta rasa takut akan ketidakmampuan menggunakan sistem yang baru tersebut.
Akuntansi tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Dan tentu saja, tidak semudah yang kita inginkan di dalam penerapannya. Hanya saja, rumus paling mendasar untuk memahami akuntansi dan berani menggunakannya adalah peletakan sisi debit-kredit yang tepat, maka keseluruhan rangkaian kegiatan akuntansi akan dapat dibaca dan dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, perubahan modal, dan arus kas).
Dan kenyataan paling penting yang harus digaris bawahi adalah penerapan akuntansi di lapangan untuk UMKM selalu lebih simple (sederhana) dibandingkan teori disiplin ilmu ekonomi akuntansi di bangku pendidikan. Karena tidak semua teori akuntansi terjadi di lapangan.
Hampir semua sistem yang diciptakan oleh manusia memiliki tujuan yang sama, yakni kemudahan, efisiensi dan efektifitas. Demikian pula halnya dengan sistem akuntansi, akuntansi menawarkan kemudahan bagi penggunanya di dalam mengelola sumber daya keuangan. Dengan adanya sistem ini pula, UMKM dapat menetapkan berbagai kebijakannya untuk jangka pendek dan jangka panjang setelah mengetahui hasil evaluasi dari laporan keuangan (laporan laba/rugi, neraca, dan perubahan ekuitas).
Saat ini telah terdapat banyak sekali software akuntansi, mudah dioperasikan, bisa didapatkan secara gratis di internet (meskipun sebagian ada yang berbayar), dan bisa berfungsi dengan baik hampir di semua system operasi komputer keluaran terbaru, seperti MYOB (Mind Your Own Bussiness), DEA (Dec Easy Accounting), dll. Berbagai software tersebut bisa dibilang sangat memudahkan UMKM dalam mengelola bisnis. Hanya saja keterbatasan sumber daya manusia dari UMKM bersangkutan menjadikan software tidak sampai penggunaannya pada level kecil menengah.
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka revolusi industri dan modernisasi akan menjadikan UMKM di Indonesia “memble” dan tertinggal jauh pengelolaannya dengan industri padat modal yang notabene dengan pengelolaan canggih, mesin mutakhir dan berbasis teknologi (hi-tech industry). Efeknya adalah berdampak pada stagnasi bisnis, bisnis seolah besar tapi nyatanya hanya jalan di tempat. Sepertinya sudah terkelola dengan baik, tapi kenyataannya masih terdapat kekurangan, terutama manajerial keuangan. Di sini peran profesionalitas pengelolaan keuangan akan sangat berpengaruh dalam kemajuan UMKM.
Salah satu bentuk solusi yang bisa diperankan atau ditawarkan oleh mahasiswa adalah dengan mengadakan sosialisasi pentingnya akuntansi untuk pimpinan UMKM, pendidikan akuntansi, dan pendampingan berkelanjutan sampai UMKM mampu melaksanakannya sendiri. Berbagai solusi ini bisa dikemas dalam bentuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang umum dilaksanakan institusi Perguruan Tinggi. Atau bisa juga bekerja sama dengan pihak ke tiga yang konsen di bidang perekonomian.
Terakhir, akuntansi bukanlah sebuah sistem yang sudah sempurna dengan berbagai kemudahannya. Kemudahan yang ditawarkan akuntansi sejatinya sebagai tanda bagi manusia untuk terus bersyukur, belajar dan berinovasi, tanpa melupakan kewajibannya sebagai hamba Allah. Yakni mengabdikan diri untuk kemakmuran bumi, enriching life. Dan mengabdi sebaik-baiknya kepada Allah, glorifying God

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia