Opini : Loyal Atau Fanatik?

loyal atau fanatik
Loyal Atau Fanatik?
Sang Pena - OPINI - Agama Islam adalah rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semesta alam. Sebuah kalimat berisi penegasan bahwasanya agama Islam menghargai alam seisinya, memakmurkan bumi, menghormati, dan memiliki etika di dalam menyampaikan nilai-nilai agama Islam, bukan dengan kekerasan, bukan dengan pertumpahan darah.
Ada banyak ormas di Indonesia, dengan berbagai dinamika pergerakan. Beberapa ormas islam yang cukup familiar, kita mengenal adanya Muhammadiyah yang besar dengan amal usaha pendidikan dan kesehatan di berbagai pelosok nusantara. Ada pula Nahdlatul Ulama yang terkenal hingga ke manca negara dengan pesantrennya yang luar biasa.
Mencermati kedua ormas Islam tersebut, maka yang terlihat adalah sebuah keharmonisan dan sinergi saling melengkapi satu sama lain. Seperti halnya logo dari ke dua organisasi Islam terbesar tersebut. Muhammadiyah dengan matahari, dan NU dengan buminya. Keduanya harus bersinergi untuk mencapai rahmatan lil ‘alamin.
Sebaliknya, FPI (Front Pembela Islam) yang menyatakan diri sebagai ormas Islam bisa dianggap telah salah dalam memilih jalan dakwah. Dengan kekerasan FPI mencoba menyelesaikan sebuah permasalahan. Kekerasan tidak menyelesaikan, justru menimbulkan permasalahan baru yang lain. Seharusnya tindakan win-win solution-lah yang mesti diambil, dengan penyelesaian ini tidak ada pihak yang dirugikan.
Stigma bahwa Islam adalah agama yang identik dengan kekerasan kian mencuat sejalan dengan berbagai tindakan anarkis FPI. FPI menganggap diri lebih tinggi dari hukum, main hakim sendiri, semua yang dianggap salah seolah harus berakhir di tangan FPI. Dan akhirnya yang jadi korban stigma tersebut adalah umat muslim kebanyakan, bukan hanya FPI. Jika kerukunan tidak terpelihara, keamanan menjadi tidak stabil dan berujung pada meningkatnya tindakan kriminal.
Berbagai penolakan atas FPI tentu saja hal yang wajar mengingat ormas ini telah bertindak melampaui batas kewenangannya sebagai ormas. Namun penolakan saja tidak cukup, kita perlu tindakan hukum agar persoalan mengenai FPI tidak berlarut-larut. Selain tindakan hukum pemerintah juga perlu melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas yang lain sehingga tindakan serupa yang mengatasnamakan agama tidak terulang.
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Bapak Jusuf Kalla pernah mengatakan “FPI jangan dibubarkan, tapi berikan pembinaan”. Dengan pembinaan yang benar, semoga FPI bisa kembali menjadi ormas Islam yang diterima masyarakat. Namun jika pembinaan tidak memberikan hasil, solusinya adalah silahkan FPI hidup dan berkembang tapi jangan di bumi Indonesia.
Loyalitas sangat dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah organisasi. Begitu pula dalam agama Islam, namun bukan berarti kita harus fanatik dengan menganggap bahwa hanya ormas kita yang paling benar, yang lain salah. Pemikiran seperti ini harus dibuang jauh-jauh jika bangsa ini ingin berkembang.
Jika ingin maju, silahkan loyal kepada ormas tetapi jangan fanatik. Ormas masih dibutuhkan pemerintah untuk membangun bersama kemajuan bangsa Indonesia. Ibarat sapu, bangsa ini tidak akan mampu menyelesaikan masalah jika masing-masing merasa benar dan berdiri sendiri. Dengan bersama, kita bisa membangun bangsa. [Sang Pena]

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia