Puisi, Bintang Malam

puisi malam bintang
Sang Pena - E-Diare (maksudnya e-diary) Total tugas hari ini ada satu dua tiga (lagi menghitung ... ) :D ya, ada tujuh tugas yang harus selesai tanggal 18 bulan empat tahun dua ribu dua belas *repotnya* (terima kasih buat yang sudah menemukan sistem kalender ya) sehingga bisa jadi simpel macem gini 18 – 04 – 2012 :)
Tugas satu : Bikin buku panduan Liga Ekonomi, selesai lembar undangan dan formulir saja, hahaha. Layoutnya yang belum kelar. :) Tugas dua : cek email, hehehe :D kebiasaan, khusus hari ini sudah masuk daftar what should i do today! :) Tugas ke tiga : Review Diskon.com, belum apa-apa. Gak sempet :(
Tugas empat : mampir ke okezone, alhamdulillah sukses dan jaya merdeka. Hahaha :D Tugas Lima : jeng-jeng ke Seputar Indonesia juga berhasil tanpa ada korban *merasa perang* :D Tugas enam, bikin puisi (lama kali tak bikin puisi, keseringan bikin opini) Tugas tujuh : mendesign, alhamdulillah jadi satu poster buat ng-iklan :D
Nah, postingan kali ini special banget, pake telor, pake mie, pake kuah, pake sabun, pake odol *halah*, dan pake hati :) yaitu pengen bikin puisi: Temanya, mmmm.... politik! :D
Yuk cekidot (sambil nyedot) :p
(Judulnya, Bin(a)tang Malam) :)
Malam ini
Aku menjelajah langit
Menyapa ribuan bintang, jutaan *sekedar refreshing*
Mengunjungi bulan, ciptaan paling cantik di langit yang paling ku kagumi *ingin ku bawa pulang*
Termasuk bintang.
Dalam diam aku menyapa mereka
Astaga, muka mereka pucat dan kurus, diam.
Aku  bertanya?
Apa ada gerangan mereka? Bulan bingung, bintang diam *bingung mencerna soal*
Ada apa? Ulangku.
Salah satu bintang menjawab.
“Galaksi kami dikorupsi”
Aku menelan ludah, sepuluh kali *obat haus*
Benarkah galaksi ini dikorupsi?
Membisu, semuanya diam. Olala, aku tahu.
Siapa pelakunya?
Bintang paling kecil *kuduga kuat busung lapar* menunjuk ke bawah
Aku belum mengerti, “Siapa?” ulangku. Bintang kecil kembali menunjuk ke bawah.
Aku melihat ke arah jemari itu mengarah dan tersentak
Kaget dan takut *karena aku mengenal tempat itu*
Benarkah?
Itu negaraku bintang, aku berkata.
Ya, di sanalah para pemimpinmu melakukan kejahatan terhadap kami
*aku belum paham, ingin sekali ku buka HP dan bertanya pada Roy Suryo*
Kenapa bisa begitu?
Dengarkan baik baik manusia
Pemimpinmu, mereka telah melupakan amanah
Mereka kehilangan hati
Mereka gila jabatan dan kekuasaan
Mereka melakukan apa saja
Apa saja, demi kekuasaan
Mereka membunuh, mereka menyiksa, mereka memfitnah
Mereka berkata manis, tapi di belakang mereka menusukmu
Mereka menjanjikan kedamaian, tapi memberikan kematian kepada saudaramu
Mereka, telah melupakan bahwa kematian telah menanti
Bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan
Diam, *aku bingung harus menjawab apa*
Bintang melanjutkan, sampaikanlah kepada pemimpinmu
Kami diam, tapi kami menunggu
Kami diam, bukan berarti tak mengerti
Kami diam, karena kami tahu kalian, wahai manusia tidak memiliki keabadian.
Setelah berkata demikian satu persatu bintang meledak, menjadi ribuan bintang jatuh.
Aku ketakutan, kemudian datang satu bintang paling kecil
Dia berkata “Jangan salah memilih pemimpin”
Dhuuarrrr, belum sempat ku iyakan bintang tersebut telah meledak.
Aku turut meledak dan hancur, bersama bintang.
Kemudian menghujani mereka, para pemimpin angkuh dengan api dan kematian... :) :) :)
Semarang, 18 April 2012 

Comments

  1. great poem !
    very nice word.. :)

    ReplyDelete
  2. bintang dilangit, kerlip engkau disana
    memberikan cahaya di setiap insan
    malam yang dingin ku harap engkau datang
    Memberi kerinduan di sela mimpi - mimpinya
    lalalalala...
    nyumbang nyanyian disini yaakkk...;)

    4 jempol dahhh^^b

    ReplyDelete
  3. hey rek sampean iku loh goblok puisi kok koyok ngono iku jenenge duduk puisi iku loh puisi ne loh gak isok di woco ke cilien tulisane seng gede po'o

    ReplyDelete
  4. @Anonymous wkwkwk,, sumpah komen njenengan lucu rek :D
    sampe tak nggo update status :P

    ReplyDelete
  5. puisinya kereeeen ..
    jadi makin melek tentang kepemimpinqan di negri ini..
    galaksi para bintang telah di korupsi, mengerikan...
    berdo'a agar para pemimpin dapat berubah lebih baik dan amanah.. agar para bintang tidak busung lapar,

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.

Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia