Alasan Barat Dibalik Sanksi Iran

iran, iran, iran dan israel, presiden iran
Sang Pena - Barat melalui sanksi-sanksi sepihaknya atas Iran, berupaya meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Republik Islam. Mereka secara agresif berusaha mengucilkan Iran dan menghancurkan perekonomiannya. Para analis ekonomi dan masalah strategis menilai bahwa tercapainya tujuan tersebut sebagai target sanksi Barat.
Memperhatikan pengenalan Barat terhadap kemampuan Iran dalam menjawab ancaman dan potensi perang, para pemain internasional berkesimpulan bahwa Iran tidak akan mundur selangkah pun dalam mempertahankan prinsip dan hak-hak absolutnya untuk memanfaatkan energi nuklir damai. Terlebih lagi di antara opsi-opsi yang mungkin diambil terhadap Tehran, biaya perang bagi Barat jauh lebih besar ketimbang sanksi.
Barat kini mulai membuat perhitungan khusus mengenai dampak tekanan dan sanksi. Mereka berharap bisa meningkatkan tekanan dan menciptakan ketidakpuasan masyarakat Iran terhadap pemerintah sehingga menghentikan program energi nuklir Republik Islam untuk selamanya.
Meski memakan waktu lama, tapi yang penting bagi Barat adalah menyaksikan bahwa sanksi itu benar-benar berkerja dan efektif.
Di samping propaganda luas media-media Barat terkait kebijakan sanksi sepihak Barat, para pejabat Amerika Serikat mengklaim sanksi itu tidak menargetkan rakyat Iran, tapi ditujukan kepada negara dan para pejabat pemerintah. Dengan semangat ini pula, Barat memasukkan sejumlah nama pejabat pemerintah, perusahaan, dan perbankan Iran ke dalam daftar sanksi dan larangan bepergian. Lembaga-lembaga riset Iran juga tidak luput dari target ilegal Barat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton bahkan tanpa malu-malu mengklaim bahwa AS adalah pendukung bangsa Iran. Padahal, sanksi yang mereka terapkan telah mencegah pengiriman obat ke Iran dan nyawa ribuan warga Iran juga terancam akibat embargo suku cadang pesawat sipil. Barat harus bertanggung jawab atas insiden jatuhnya pesawat-pesawat sipil Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Sekarang, kebijakan arogan itu diarahkan untuk merusak pasar valuta asing dan menciptakan gangguan dalam jaringan perbankan Iran.
Para pejabat Gedung Putih tidak ragu lagi untuk mengatakan bahwa tekanan ekonomi terhadap masyarakat bertujuan untuk mengubah rezim di Iran. Beberapa waktu lalu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland mengklaim bahwa penurunan nilai tukar rial Iran merupakan dampak dari sanksi dan boikot yang diberlakukan oleh Barat.
Barat secara praktis sedang berupaya menciptakan ketidakpuasan di tengah masyarakat Iran dan membenturkan mereka dengan pemerintah. Namun, banyak pengamat ekonomi meyakini bahwa kapasitas dan potensi internal Iran untuk melewati sanksi-sanksi Barat tidak sedikit. Tentu saja, pemanfaatan kapasitas itu harus disertai dengan program jangka menengah dan jangka panjang untuk meredam tekanan ekonomi. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Source: [Blog Konspirasi]

Comments

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.

Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia