Serpihan Kaca

serpihan kaca, serpihan, kaca
Sang Pena - Ketika banyak sekali kulihat para remaja dan pemuda seusiaku menghabiskan hidupnya dengan berfoya-foya, aku sedih... bukan karena aku tidak dapat mengikuti, tapi karena betapa sia-sianya apa yang mereka lakukan selama ini. Apa yang mereka fikirkan?! Tidakkah mereka mempunyai pola fikir sepertiku, bahwa hidup ini bukan hanya untuk mencari kepuasan diri. Hmmm, mungkin mereka tak mengenal masa depan. Mungkin mereka tak mengenal mimpi. Bahkan mungkin mereka tak pernah tau apa arti hidup itu yang sebenarnya. Yang mungkin ada di fikiran mereka adalah uang. Kesenangan fana. Mereka tak mengenal mati, berharap tak akan mati, berharap kekal selamanya.

Terkadang aku menertawakan diriku sendiri yang selalu menyimpang dari kebanyakan orang. Ketika banyak orang berduyun-duyun ke "utara" maka aku pasti akan mengambil ke "selatan". Aku tak ingin menjadi umumnya orang kebanyakan. Yang selalu mengikuti arus tanpa paham akan di bawa ke mana arus tersebut kelak, aku ingin berdiri. Dengan kakiku sendiri. Memandang dengan mataku sendiri.

Agar orang yang ku sayangi bangga, keluargaku, sahabatku, dan mereka yang selalu mendukung langkah-langkahku.

Aku tak pernah mengenal mereka, tapi mereka selalu menghidupkan semangatku.

Aku tak pernah bertemu mereka, tapi mereka selalu hidup dan tak pernah lelah menjagaku.

Aku rindu kehadiran orang - orang seperti mreka di dunia ini,

Mereka lah laskar pelangi, yang mengajariku hidup...
Yang mengajariku melakukan yang terbaik sambil menunggu mati.
Adakah orang-orang seprti mereka di dunia ini??? [Lyla K.]

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia