Puisi: Penonton #FiksiMan
Sang Pena - Puisi lama ini, entah berapa kurang tahu. Apa pula pentingnya buat kamu, baca sadja, jangan banyak tanya! :D
Penonton
Seperti pagi ini,
Aku menjumpaimu,
di pokok-pokok bambu
Di ujung dipan berkarat
Di antara perban luka rakyat sekarat
Di tengah pedagang kaki lima
Di samping anak kecil,
Yang bising teriaknya
Menjajakan segelas air, menukar dengan masa depan suram
Demi sesuap nasi
Seperti dan selalu seperti ini
Engkau tak beranjak
Tak pernah beranjak
Diam dan menunggu
Apa yang kau tunggu?
Bukankah namamu begitu terkenal
Bukankah namamu selalu disebut
Ketika mereka berkoar busuk
Baiklah Namamu “Keadilan”
Keadilan untuk sebuah bangsa besar
Yang hanya menjadi penonton
#Di tulis ulang di Rektorat, malam ini 21:48, 3 Desember 2012. Alexa: 6.561.611
Penonton
Seperti pagi ini,
Aku menjumpaimu,
di pokok-pokok bambu
Di ujung dipan berkarat
Di antara perban luka rakyat sekarat
Di tengah pedagang kaki lima
Di samping anak kecil,
Yang bising teriaknya
Menjajakan segelas air, menukar dengan masa depan suram
Demi sesuap nasi
Seperti dan selalu seperti ini
Engkau tak beranjak
Tak pernah beranjak
Diam dan menunggu
Apa yang kau tunggu?
Bukankah namamu begitu terkenal
Bukankah namamu selalu disebut
Ketika mereka berkoar busuk
Baiklah Namamu “Keadilan”
Keadilan untuk sebuah bangsa besar
Yang hanya menjadi penonton
#Di tulis ulang di Rektorat, malam ini 21:48, 3 Desember 2012. Alexa: 6.561.611
Comments
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.
Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih