Genggamlah Dunia! (Jamil Azzaini.com)

menggenggam dunia
Sang Pena - Tulisan ini saya ambil dari Blog Kakek Jamil Azzaini, semoga menginspirasi kita semua. Buat kakek, maaf ya kek, copas, biar dakwahnya semakin membumi. ;) 

Menutup tahun 2012, saya berkesempatan tampil satu panggung bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Prof Miftah Faridl dan Aa Gym. Acara yang diadakan oleh Harian Umum Republika ini diselenggarakan di gedung Pusdai Bandung, dihadiri 8.000 orang lebih. Masing-masing pembicara tampil 30 menit. Sebagai pembicara terakhir saya tampil 90 menit.

Tampil terakhir membuat saya dapat menyimak saripati ilmu yang disampaikan tiga pembicara sebelumnya. Grogi dan malu menyelimuti pikiran dan hati saya ketika itu. Mengapa? Karena saya merasa, sayalah pembicara yang ilmunya paling rendah dalam acara muhasabah akhir tahun itu.

Banyak ilmu yang saya peroleh dari ketiga tokoh masyarakat tersebut. Sebagian ilmu itu akan saya bagi dalam tulisan hari ini dan esok hari. Pelajaran pertama yang saya peroleh, “Jangan cintai dunia berlebihan karena itu akan membuat kita gelisah.”

Prof Miftah Faridl mencontohkan orang yang pergi ke masjid menggunakan sandal. Satu orang menggunakan sandal biasa dan harganya sangat murah. Sementara  satu orang yang lain menggunakan sandal baru yang berharga mahal. Bila sandal kedua orang ini tidak dititipkan, mana yang gelisah saat mereka sholat di dalam masjid? Tentu orang yang sandalnya baru dan harganya mahal.

Begitulah gambaran dunia. Bila kita mencintai berlebihan maka hidup kita gelisah, memiliki sesuatu namun tidak bisa menikmati.  Hatinya selalu was-was dan gelisah, khawatir yang dimilikinya berkurang atau hilang. Orang-orang semacam ini adalah mereka yang sudah diperbudak oleh dunia.

Apa yang kemudian terjadi? Berbagai penyakit hati seperti pelit, kikir, serakah, mengedepankan gengsi, gila jabatan dan senang pencitraan akan bersemayam di dalam hati orang tersebut. Bila hal ini berlangsung lama, maka berbagai penyakit fisikpun akhirnya mudah datang menyerang. Oleh karena itu, jadikanlah dunia dalam gengaman Anda bukan memperbudak Anda.

Hidup ini pada hakikatnya sedang mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi. Pastikan semua hal yang kita miliki bukan menjadi beban tetapi justru bisa menambah bekal di kehidupan nanti. Buat apa harta belimpah, bila justru membuat hati kita gelisah.

Buat apa karir dan jabatan tinggi, bila itu membuat kita menjilat yang atas, menyikut yang setara dan menginjak yang bawah. Buat apa kita populer, bila itu membuat kita menjadi tauladan keburukan bagi orang lain. Buat apa ilmu yang tinggi, bila itu membuat kita sombong dan angkuh.

Kalau begitu, apakah tidak boleh punya harta yang berlimpah, karir atau jabatan yang tinggi, menjadi semakin populer dan ilmu yang semakin banyak? Tentu boleh Anda memiliki dan mengejar semua itu. Namun pastikan itu bisa dijadikan bekal untuk kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan setelah kematian…

Salam SuksesMulia!
#Salam sukses mulia kakek :)
Segera menyusul

Source
#Ditulis di Internet Gratis Kampus, 2 Januari 2012, 12.57 pm
 Boleh dibaca siapa sadja dimana sadja!

Editor in Chief
@sang_pena

Comments

  1. kehidupan di dunia ini hanya sejenak..

    keindahannyapun relatif di pandang mata, tak ada guna ingin bersombong tawa dan tak ada guna untuk meratapi kehilangannya... toh nanti akan hilang juga.
    tapi memperjuangkannya tetap penting,karna ia sarana menuju kehidupan kekal selanjutnya,,
    gunakan ia untuk kebaikan akhirat dengan keimanan serta keikhlasan hati dan jiwa :)

    # cemungut,,,

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.

Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia