Jangan Mencela Kegagalan (repost)

mencela, menjelekkan orang lain
Republika
Sang Pena - Pekan lalu Purdie E Chandra pendiri Entrepreneur University dikabarkan pailit. Saya menduga pasti akan banyak yang memberikan komentar atas berita ini. Ternyata dugaan tersebut benar. Di social media, komentar yang positif hingga mencela dan mencaci maki berseliweran.
Sebenarnya, dalam dunia bisnis bangkrut dan pailit itu biasa. Namun ada yang berkomentar kepada saya, “Iya, gagal itu biasa, tetapi kan pak Purdie gurunya entrepreneur.” Jawab saya, “Memang guru harus selalu benar dan tidak boleh salah?” Orang itu menyanggah, “Mas Jamil kok membela? Temannya, ya?” Saya belum pernah jumpa dan berinteraksi dengan beliau. Tapi mari letakkan kegagalan dalam proporsi yang tepat.
Saya juga pernah gagal. Saya mengelola pesantren wirausaha sejak tahun 2000, dan tak berapa lama setelah itu 11 usaha saya bangkrut. Saya terus hidupkan pesantren wirausaha itu hingga sekarang. Andaikan kebangkrutan suatu cela dan aib tentu saya akan berhenti mengembangkan pesantren wirausaha ini. Namun saya tetap maju dengan kepala tegak.
Melalui Akademi Trainer saya juga sudah melahirkan banyak trainer. Apakah saya selalu berhasil saat memberikan training? Tidak. Saya pernah merasa gagal memberikan training. Respon peserta sangat dingin dan jauh dari harapan saya. Mereka pun tidak pernah mengundang saya lagi.
Apakah kemudian saya berhenti memberikan training? Tidak. Permintaan training ke perusahaan saya yaitu Kubik Training & Consultancy terus meningkat. Bahkan dalam satu hari terkadang ada puluhan sesi training dari perusahaan yang berbeda. Kegagalan itu bukan cela tetapi pembelajaran untuk selalu tumbuh lebih baik.
Bila kita sudah berusaha dengan optimal ternyata masih gagal maka kita tak perlu malu. Kita boleh malu bila setelah gagal kita tidak berbenah, tidak memperbaiki diri dan tidak mengambil pelajaran. Kegagalan adalah pembelajaran nyata yang sangat berharga bila kita tahu hikmah di baliknya.
Kegagalan adalah salah satu proses yang harus dilalui oleh siapapun yang ingin berhasil. Oleh karena itu, tak perlu mencela orang yang gagal, karena boleh jadi sebentar lagi juga Anda akan gagal. Mungkin ada yang menyanggah, “Ah, saya gak mungkin gagal!” Maka kepada orang itu saya katakan, “Kalau begitu Anda pun tak mungkin menjadi orang hebat.”

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Seberapa Cepat Loading Blog Anda?