Rindu Terlambat
Sang Pena - Rindu Terlambat
Dan rindu mana lagikah yang engkau dustakan?
Bukankah senja telah bercerita
Dalam balur luka,
Dusta yang membusuk sekian lama,
Langit terik, panas dan beringas
Seperti hatimu yang tak pernah puas,
Menjajah dan mengganas,
Bukankah negeri ini telah terkoyak,
Luka menganga itu begitu dalam,
Merdeka tapi terjajah,
Terjajah oleh paduka,
Kami sejatinya rindu,
Rindu apa itu kemerdekaan,
Tapi rupanya rindu ini terlambat,
Karena senja segera turun,
Gelap kembali memeluk erat,
Setiap dusta kembali yang tertambat,
Di kolong langit,
Di kasur yang berderit,
Dan rindu mana lagikah yang engkau dustakan?
Bukankah senja telah bercerita
Dalam balur luka,
Dusta yang membusuk sekian lama,
Langit terik, panas dan beringas
Seperti hatimu yang tak pernah puas,
Menjajah dan mengganas,
Bukankah negeri ini telah terkoyak,
Luka menganga itu begitu dalam,
Merdeka tapi terjajah,
Terjajah oleh paduka,
Kami sejatinya rindu,
Rindu apa itu kemerdekaan,
Tapi rupanya rindu ini terlambat,
Karena senja segera turun,
Gelap kembali memeluk erat,
Setiap dusta kembali yang tertambat,
Di kolong langit,
Di kasur yang berderit,
Semarang, 30 September 2013
@alefiko
dibikin lagi bisa kalo ya.
ReplyDelete