Berhentilah Mengeluh!
Sang Pena- Manusia terlahir dengan sifat pengeluh. Diakui ataupun
tidak, kita sendiri mungkin mengalami dan turut berpartisipasi “aktif” menjadi
seorang pengeluh. Mengeluhkan dompet yang kian menipis di akhir bulan – dompet saya
misalnya. Mengeluhkan masalah yang silih berganti menguji. Mengeluhkan sikap
orang lain. Dan mengeluhkan apapun yang tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan.
Seseorang yang mengeluh – terlepas apapun objek yang
dikeluhkan – akan senantiasa mencari sebab permasalahan di luar dirinya
sendiri. Pengeluh tidak pernah berusaha introspeksi kekurangan pribadi,
melainkan hanya sebatas pembelaan – pembenaran diri. Padahal, seringkali
sesuatu yang kita keluhkan itu datang dari diri kita sendiri.
Tidakkah kita ingat, agama Islam yang mulia ini mengajarkan
kita untuk tidak mengeluh. Mengapa? Sunnatullah kehidupan manusia tidak mungkin
hanya berisi kebahagiaan. Allah menciptakan duka karena adanya suka. Allah
ciptakan tangis, pun akan tersedia senyum dan tawa di hadapan kita, di kemudian
hari. Bukankah Allah sudah menjanjikan dua kemudahan di setiap kesulitan? Inna ma’al 'usri yusro! Bukankah janji
Allah itu pasti?
Kehadiran sebuah masalah dan segala sesuatu sejatinya harus
kita terima dengan penuh ikhlas dan lapang dada, karena Allah sudah
menggariskan yang demikian itu terjadi pada kita. Seberapapun sakitnya,
seberapapun pedihnya masalah itu. Penerimaan yang ikhlas dan lapang inilah yang
pada akhirnya akan membentuk kita pada sebuah sikap yang kuat dalam menjalani
berbagai bentuk dan rupa ujian kehidupan.
Tanpa adanya sikap tersebut mustahil kita bisa tegak
mengingat dan mensyukuri nikmat Allah. Malah, yang muncul seolah-olah diri
adalah orang yang terlahir malang di dunia. Seolah Allah tidak adil, seolah
segala ujian itu salah ketika dialamatkan kepada kita sebagai penerima. Apakah mungkin Allah salah
menggariskan sesuatu? Tidak!
Berhentilah mengeluh, sahabat, karena sejatinya keluhan itu
hanya menunjukkan sifatmu yang kekanak-kanakan terhadap keputusan Allah. Kita
merasa ada yang salah dengan ketetapan Allah. Padahal setiap ujian yang kita
hadapi telah diukur dengan takaran yang sangat tepat kadarnya, sesuai kemampuan
kita. Tidak mungkin salah sasaran dan tanpa tujuan.
Yakinlah bahwa Allah telah mengizinkan itu sebagai yang
terbaik yang harus kita hadapi. Maka, patutkah kita menyalahkan Dia, berburuk
sangka dengan berbagai keluhan tanpa guna itu? Kita selalu lupa akan nikmat
Allah yang demikian besar, hanya karena ujian yang demikian kecil. Kita lebih
memilih membesarkan batu krikil daripada mensyukuri gunung yang jelas-jelas
berdiri tegak di hadapan mata.
Sahabat, jauhilah sifat mengeluh itu. Dewasakan dirimu untuk
menerima dan menghadapi segala keputusan Allah, Rabb Semesta Alam. Ingat, mengeluh terbaikpun tidak akan pernah
menyelesaikan apa yang kita keluhkan. Maka, masih pantaskah kita mengeluh? Jadikan
setiap ujian sebagai tamu yang dihadirkan oleh Allah untuk kita jamu :)
Sekiranya kita pernah mengeluh, maka mari kita memohon ampun,
memperbaiki diri dari sekarang. Semoga Allah memaafkan segala khilaf dan
kesombongan kita tersebut. Semoga Allah menguatkan dan menjadikan kita kesatria
yang teguh tegak di medan palagan (bernama dunia). InsyaAllah :)
Siap kan untuk tidak mengeluh?
Salam bahagia dari Kota Lumpia!
Ditulis di lantai 3 - Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Tengah
Semarang, 18 Nopember 2013 | 11:45 am
Dibaca dimana sadja!
Comments
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.
Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih