Manajemen Keuangan, Apa Sih?


Manajemen Keuangan, Sang Pena
Sang Pena - Mungkin berkali-kali, kita mengalami drama-dilema, kondisi kantong yang pas-pasan ketika akhir bulan. Atau malah habis di pertengahan bulan? Lebih-lebih yang masih mahasiswa, sekalipun menggunakan kebijakan moneter yang alamak ekstrimnya, dengan regulasi permodalan (baca: kiriman orang tua) dan kebijakan budgeting alokasi pengeluaran yang sangat ketat, akhir bulan tetaplah menakutkan dihadapi sendirian :D

Kenapa bisa seperti itu? Sedangkan di sisi lain ada yang kita jumpai hidupnya masih merasa aman-aman saja, dengan kondisi kantong yang sama kurusnya di akhir bulan. Pemasukkan sama, pengeluaran tak jauh beda (tapi beda banget), dan di akhir bulan selalu kantong kita yang lebih kosong. 

Ada kisah menarik yang dapat saya ilustrasikan sebelum melanjutkan tulisan ini. Ceritanya begini: Yanto adalah seorang sopir angkot yang dulunya bisa dibilang berasal dari keluarga yang kaya dan berkecukupan, dan Bu Lasmi, pemilik warung makan sederhana di kawasan itu. Di siang yang terik Yanto menyempatkan mampir makan, terjadilah percakapan ringan itu. Selamat menyimak :)

Bu Lasmi              : “Salahmu sendiri To, dulu disuruh kuliah ndak mau”
Yanto                    : “Sami mawon1, Bu. Wong yang kuliah sekarang juga susah cari kerja”
Bu Lasmi              : “Lho, tapi kan minimal bisa kerja kantoran nantinya to, ndak kaya kamu itu”
Yanto                    : “Aah, sama aja kali, Bu”
Bu Lasmi              : “Eeh, sama gimana? Beda jauh lah. Gini ya to, kalau orang kantoran itu kulitnya bersih, wangi-wangi, penampilannya rapi. Kerjaannya di ruang ase, berangkat pagi pulangnya sore. Lha kamu itu lihat, hitam kumal, ndak wangi pisan”
Yanto                    : “Hehee, saya berangkatnya juga pagi, malah pulangnya kadang sampai malam, Bu. Tapi yang penting kan duitnya. Orang kantoran paling dapat berapa sih, Bu? Lagian saya percaya kok, roda dunia kan pasti berputar, nanti saya bakal kaya lagi, Bu”
Bu Lasmi              : “Yee, mimpi itu namanya. Gini ya, To, orang kantoran itu memang duitnya tidak seberapa banyak, tapi mereka tau cara pakainya, cara nyimpennya, itu yang penting dan bisa bikin kaya. Lha kamu, uang segepok kagak jelas kemana makenya. Biarpun duitnya ndak banyak, mereka tau cara ngaturnya. Ndak cuma masuk perut, sisanya ndak jelas kemana. (Bu Lasmi berlalu sambil menunjuk perut Yanto yang buncit)
Yanto                    : #jleb (bengong, lalu diseruput lagi kopinya yang serasa makin pahit itu), di warung kecil itu Yanto dapat 1 SKS materi manajemen keuangan, dari ahlinya!

***
Jadi, bukan soal kita membawa atau membelanjakan uang yang banyak nominalnya. Yang paling penting adalah pengelolaan, manajemen keuangan itu sendiri. Kita tau darimana uangnya, kita prioritaskan alokasi kemana keluarnya, dan yang tak kalah penting adalah mengingat (mencatat) semua transaksi tersebut, sekalipun anda bukan orang ekonomi. 

Lha trus gimana? 

Sayangnya pertanyaan tersebut akan beragam jawabannya. Maka baiknya, mulai sekarang jangan ganggu akuh lagi *eh kita kelola dengan baik cash flow keuangan. Jangan sampai terjadi kantong kosong di akhir bulan. Pun misal harus terjadi, anda, kita semua sudah siap untuk berpuasa. Benar begitu kan? hehe...

Selamat datang hari Jum’at, semoga berkah, melimpah! :) Lain kali kita bahas seputar keuangan ^^

#Catatan: sami mawon = sama saja.

Ditulis sehabis shubuh, Musholla Roudlotus Sholihin | 8 Nopember 2013
Tribute to Menandai Pertanda

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia