Kontemplasi Rindu
Sang Pena - Masihkah kau memandang langit
dan menatap bintang yang sama
denganku? Aku masih
Masihkah kau terdiam beberapa detik
ketika tak sengaja mendengar lagu
kita? Aku masih
Masihkah kau terbangun di tengah
malam
dan merasakan ada yang hilang? Aku
masih
Masihkah kau mencoba untuk
membunuh benih yang ada di dalam
hatimu? Aku tidak
Kau tahu mengapa aku hidup jauh dari
pantai?
Agar bisa menikmati debur ombak
ketika menyapa
Mengapa aku hidup jauh dari gunung?
Agar bisa mensyukuri saat berada di
puncak tertinggi
Mengapa aku hidup jauh dari rasa
lupa?
Agar bisa merasakan indahnya
kenangan mengetuk
Dan mengapa aku hidup jauh dari
dirimu?
Agar bisa menghargai rindu dalam
setiap pertemuan
Manusia ini yang terlalu takut
kehilanganmu
Hingga memilih untuk berani
memperjuangkanmu
Manusia ini yang terlalu takut
melihatmu menangis
Hingga memilih untuk berani
membuatmu bahagia
Manusia ini yang terlalu takut
melihatmu pergi
Hingga memilih untuk berani berdiri
di atas lutut sendiri
Manusia ini yang terlalu takut hidup
tanpamu
Hingga memilih untuk berani
mendampingimu
Karena menyukaimu tidak membutuhkan
waktu lama
Sungguh bukan peduliku jika dunia
membeku
Menyayangimu tidak membutuhkan
rasionalitas
Sungguh bukan peduliku jika harus
selamanya menggilaimu
Mencintaimu tidak membutuhkan visi
dan misi
Sungguh bukan peduliku jika masa
depan pun tak ada
Kehilanganmu membutuhkan seribu
pedang untuk menusukku
Sungguh sesakit itu sayang, sesakit
itu
Terima kasih telah membuatku tahu
bagaimana rasanya
bumi berhenti berputar saat kau
tersenyum
Terima kasih telah membuatku tahu
bagaimana rasanya
luar biasa takut saat sesuatu yang
buruk menimpamu
Terima kasih telah membuatku tahu
bagaimana rasanya
kehilangan saat tanganmu dan
tanganku harus dilerai
Terima kasih telah membuatku tahu
bagaimana rasanya
bahagia meski sejenak, meski
sejengkal, meski setitik,
namun terasa nyata
Mungkin kau dan aku bukan
ditakdirkan untuk jatuh cinta,
hanya untuk berjalan di dalamnya,
mensyukuri detakan jantung
mempercepat
menikmati detikan jam melambat
hingga entah kapan
Tuhan mempertemukan lagi kau dan aku
Kita hanya terjarak, bukan terpisah
Oleh: Fiersa Besari
:-) curahan hati juga spertinya,,
ReplyDelete
ReplyDelete:>)
haha..ciie cie...
ehm..
:)) baru tau ada yang komen :D
ReplyDelete