Sajak Usia

sajak usia, sang pena
Sajak Usia
Sang Pena - Aku belajar dari titik paling kecil
Membedakan mana bunga dan mana kupu-kupu
Membedakan kumbang sagu dan entah

Seperti menebas ilalang, satu sisi aku ingin belajar lebih
Melihat dunia dan birunya lebih
Di sisi lain aku takut, takut tertebas ilalang itu sendiri

Maka anomali,
Seperti ingin merasakan gula di lidahku yang penuh garam
Keduanya menyerupa, hampir sama

Sejengkal ku berjalan setengah tertatih
Berusaha mengejar senja seperti gila
Mengejar senja yang diam-diam juga mendekat padaku
Menggariskan tanda di sela mataku, bernama usia

Waktupun kian kuasa kurasa
Hela per hela nafasku seperti goresan tinta
Bermula dari jemari yang dulu pernah kokoh

Kini kerut dan keriput
Waktu, telah menunjukkan kuasanya
Rasanya luka jika acap melihat goresan retak pada telapak tangan

Namun, waktu tetaplah waktu
Kita tak pernah kuasa melawan dan berkawan
Cukup ia berjalan dan kita pasti diajak pulang

Ah, cinta terlantun bak puisi indah
Meronakan pipi pujaan
Syukur berbuah manis, tanpa pernah sepadan dengan apa yang kugenggam
Khusyuk sujudku tersembah, semerah darah, raga dan nyawa…
Agar usiaku berkah, di jalanMu

Mushola Roudlotus Shalihin | 3 Januari 2014
Sepenuh kesyukuran

Comments

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.

Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia