Cita-Citaku: Bahagia!

Sang Pena - Tidak ada cita-cita yang konstan. Ini pendapat saya pribadi tentu saja. Opini sembrono ini adalah penilaian subjektif saya selama kurang lebih 22 tahun menyandang gelar sebagai penduduk bumi. Begini, kalau boleh jujur saya bertanya, apa cita-cita anda yang pertama kali anda cetuskan? Ada yang dokter? Ada yang tentara? Atau ada yang presiden? Itulah gambaran ideal yang selalu anak-anak inginkan di masa kecil. Tak terkecuali saya pribadi :)

Awal TK, saya bercita-cita menjadi dokter. Ketika SD haluan itu berubah total, awal SD cita-citanya jadi tentara, pertengahan SD pengen jadi guru SD, akhir SD pengen jadi tentara lagi, mbulet. Menginjak SMP, saya bercita-cita jadi dosen, cita-cita ini bertahan sampai akhir SMP. Alhamdulillah :)

Setelah masuk SMK, cita-cita saya berubah lagi, saya ingin menjadi orang hebat, belum jelas spesifikasinya, apakah itu bos, apakah itu jenderal, atau presiden. Saya banyak belajar, benar-benar belajar. Yang paling penting, intinya saya punya cita-cita, punya visi di setiap periode yang saya jalani, mulai SD sampai SMK. Nah, hal ini pula yang akhirnya mendasari untuk merumuskan cita-cita di waktu kuliah. 

Awal kuliah, saya pengen IPK 4.0. Hehehe, sekalipun tidak tercapai sampai detik ini. Pertengahan kuliah saya ingin menjadi motivator, inspirator, dan inisiator perubahan. Namun, di akhir kuliah semua cita-cita itu saya robohkan sehancur-hancurnya. Ternyata semua cita-cita itu tidak menitik beratkan pada kebahagiaan, hanya pada pencapaian. Maka akhirnya cita-cita dan kesibukan saya saat ini adalah: bahagia. Ya, benar-benar bahagia, saya sedang bahagia pun menuju kebahagiaan.

Lalu apa urusannya muqadimah ini sama gambar pendukung postingan? -_-

Hahaha, iya ya, kenapa jadi kemana-mana ini :D. Nah, kita sinkronkan sejenak.

Loading –
Loading –
Loading –
Hang!!

Nah, jadi begini, kebahagiaan adalah cita-cita semua orang. Pasti kan? Ada banyak hal yang bisa membuat kita bahagia. Bentuknya beragam, ada yang sifatnya kesibukan, ada yang sifatnya pekerjaan, lalu ada yang sifatnya ketololan kepandaian #eh. Terlepas apapun bentuknya, sebenarnya rumus paling dasar dari kesemuanya itu adalah: cintailah apa yang anda kerjakan, kerjakanlah dengan hati, maka hati akan meraih kebahagiaan itu sendiri :)

Bukan dilihat dari materi yang kita raih, itu sih efek samping saja menurut saya pribadi. Materi pasti akan mengikuti ketika kita tidak mengejarnya, tapi mencoba membaginya. Understand? Upperstand? Jual stand? :p

Kembali ke gambar di atas ya. Kenapa itu gambarnya macam-macam? Itu adalah kebahagiaan menurut saya pribadi. Kenapa? Karena saya beberapa waktu terakhir ini puber lagi benar-benar menyukai desain grafis, terutama untuk pengolahan gambar di CorelDraw. Banyak karya yang sudah saya lahirkan, sekalipun tidak dibayar, sekalipun hasilnya hanya jadi bahan tertawaan dan ejekan. Bukankah langkah ke seribu itu sudah saya awali dari langkah pertama?

Jadi, apapun kesibukanmu, pastikanlah ada unsur syukur untuk menuai kebahagiaan.
Aku bersyukur, aku berbagi, maka aku bahagia. Selamat istirahat :)
Semoga penuh berkah, berlimpah :)

Ditulis di rumah bisnis, tengah malam, horor, dan lapar -_-
12:32 am | 9 Februari 2014

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Seberapa Cepat Loading Blog Anda?