Siapakah Orang Yang Paling Berani?

sang pena, orang paling berani,
Sang Pena - Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab Masnadnya dari Muhammad bin Aqil katanya, "Pada suatu hari Ali bin Abi Talib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan beliau berkata, "Hai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani ?"

Jawab mereka, "Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin."

Kata Ali, "Orang yang paling berani bukan aku tapi adalah Abu Bakar. Ketika kami membuatkan Nabi gubuk di medan Badar, kami tanyakan siapakah yang berani menemankan Rasulullah s.a.w dalam gubuk itu dan menjaganya dari serangan kaum Musyrik ? Di saat itu tiada seorang pun yang bersedia melainkan Abu Bakar sendiri. Dan beliau menghunus pedangnya di hadapan Nabi untuk membunuh siapa saja yang mendekati gubuk Nabi s.a.w. Itulah orang yang paling berani."

"Pada suatu hari juga pernah aku menyaksikan ketika Nabi sedang berjalan kaki di kota Mekah, datanglah orang Musyrik sambil menghalau beliau dan menyakiti beliau dan mereka berkata, "Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan ?" Di saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat dan membela Nabi selain Abu Bakar. Beliau maju ke depan dan memukul mereka sambil berkata, "Apakah kamu hendak membunuh orang yang bertuhankan Allah ?"

Kemudian sambil mengangkat kain selendangnya beliau mengusap air matanya. Kemudian Ali berkata, "Adakah orang yang beriman dari kaum Firaun yang lebih baik daripada Abu Bakar ?" Semua jemaah diam saja tidak ada yang menjawab. Jawab Ali selanjutnya, "Sesaat dengan Abu Bakar lebih baik daripada orang yang beriman dari kaum Firaun walaupun mereka sepuluh dunia, karena orang beriman dari kaum Firaun hanya menyembunyikan imannya sedang Abu Bakar menyiarkan imannya."


===

Sudahkah kita mampu menampakkan keimanan layaknya keberanian yang telah ditampakkan oleh Abu Bakar dalam membela Rasulullah SAW? | Kita memang hanya beda "sedikit" dari para pejuang di masa emas Islam dahulu. Jika mereka sedikit-sedikit akan berjuang, maka kita sedikit berjuang. Jika mereka sedikit-sedikit hanya karena Allah untuk Allah, maka kita sedikit sekali yang untuk Allah, agama Allah.


Lalu, pantaskah masih mengharap surga, sedang diri masih berlumur kekurangan dan dosa? | Selagi muda mari berbenah, selagi muda mari berubah. Mari membuat persamaan yang lebih banyak dengan generasi emas di zaman Rasulullah :)


Jangan lupa dishare ya, semoga menjadi catatan bermanfaat dan amal jariyah untuk kita semua. In sha Allah, aamiin.


Salam keberlimpahan dalam keberkahan, sang pena. 
@alefiko | co-founder @pejuang_muslim


Semarang, 17 April 2014 | 9:33 AM
Sepenuh kesyukuran dalam usaha menyembuhkan :)

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia