106 Tahun Hari Kebangkitan Nasional

Sang Pena - Seratus tahun lebih sudah, tepatnya 106 tahun sejak ditetapkannya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Nilai-nilai yang tertanam saat itu telah mampu memotori persatuan di antara berbagai komponen bangsa, terutama generasi muda. Semangat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, mengejar ketertinggalan dan membebaskan diri dari keterbelakangan.

Nilai-nilai yang saat itu mendasari generasi muda untuk berjuang dalam sebuah pergerakan atau organisasi bernama Boedi Oetomo. NIlai persatuan dan kesatuan inilah yang pada akhirnya mengkristal dan menjadi kekuatan moral bangsa sebagaimana yang dirangkum dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober tahun 1928.
Perjuangan yang panjang dan berdarah-darah tersebut akhirnya mencapai puncak dengan tercapainya proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Bangsa kita telah sepakat, bahwa kemerdekaan yang sudah hampir berumur 69 tahun ini harus dijaga, dipertahankan dan dipelihara. Kita melihat bersama bahwa dalam kurun waktu perjalanan ini, tidak sedikit ancaman dan tantangan yang terus menghadang, bahkan ancaman berkembang menyesuaikan zaman. Maka, dengan melihat kondisi tersebut, idealnya generasi muda memang harus bangkit, meneladani semangat dan jiwa Kebangkitan Nasional. Waspada dan siaga untuk menjaga NKRI ini agar tidak dirongrong dan diganggu ke"bhineka"annya.

Peringatan Kebangkitan Nasional hari ini, yang dicatat pada usia 106 tahun harus dijadikan sebuah momentum untuk lebih bangkit dan bangkit lagi. Apalagi menyongsong pilpres, tingkat partisipasi generasi pemilih pemula: generasi muda harus dimaksimalkan. Momentum Kebangkitan Nasional bukanlah seremonial, yang kehadirannya hanya disapa dalam bentuk spanduk di berbagai jalan dan kegiatan pragmatis. Kebangkitan Nasional harus dijadikan nafas dan langkah untuk menjadikan bangsa ini lebih baik.

Semoga :)

Salam sukses dan berlimpah keberkahan.

Semarang, 20 Mei 2014 | Indonesia Bangkit :)