Cantik Karena Rupa
Sang Pena - Tolong, jangan anggap penulis sedang kasmaran dan sejenisnya ya, ini hanya tulisan yang dibuat karena melihat realita di masyarakat, singkat dan padat semoga bermanfaat, hehe.
Cinta terkadang sangat membingungkan. Ada yang dulunya musuh bebuyutan sejak lahir, tiba-tiba menjadi lengket bak perangko kesiram lem tepung kanji. Ada yang dulu pernah janji sehidup semati, mati aja belom eh sudah pisah duluan, dan luar biasanya lagi mereka mengakhirinya bukan dengan gencatan senjata, melainkan genderang tabuh bendera perang, dengan api benci yang menyala-nyala. Mengerikan!
Pernahkah kita berfikir kenapa bisa begitu rupa? Ah, sekali lagi membingunkan. Wajar jika dulu khalifah Ali bin Abi Thalib berpesan "Cintailah orang yang kamu cintai secukupnya dan jangan berlebihan, siapa tahu di suatu hari nanti dia jadi orang yang membenci dan dibenci dirimu. Dan bencilah secukupnya, jangan berlebihan, siapa tahu di suatu hari nanti dia menjadi orang yang mencinta dan dicintai dirimu.
Jika akhlak seseorang itu baik, maka saat sudah tidak ada lagi cinta, tidak ada namanya itu muncul bunga benci. Tapi, jika memang pabrikan dari sononya udah berakhlak yang buruk, bisa jadi seperti yang saya sebut di atas, bisa terjadi perang ke tiga pasca cinta. Hehehe, seram.
Adapun untuk dulu yang pernah membenci pakai bingit #eh, ketika hatinya ada perubahan untuk mencintai dia akan berada pada koridor cinta yang secukupnya dan penuh kesadaran karena Allah. Sekali lagi, ini dihubungkan dengan akhlak ya.
Jika seorang suami mencintai istrinya karena rupa, bisa saja kepuasan dan ketertarikannya terhadap rupa akan surut seiring bertambahnya usia. Dan tentu saja, ada biaya yang tidak sedikit untuk "mempertahankan" kecantikan tersebut.
Memelihara kecantikan seorang istri butuh modal, memelihara dan meningkatkan keshalehan butuh keimanan. Pilih yang keimanan kan? harus. Lagipula, jika cinta karena rupa, apa tidak mungkin ia akan tertarik kepada wanita yang lebih cantik? Yuk, cerdas memilih. Pastikan pilih yang agamanya bener dulu ^^
Salam bahagia dan berlimpah keberkahan :)
Cinta terkadang sangat membingungkan. Ada yang dulunya musuh bebuyutan sejak lahir, tiba-tiba menjadi lengket bak perangko kesiram lem tepung kanji. Ada yang dulu pernah janji sehidup semati, mati aja belom eh sudah pisah duluan, dan luar biasanya lagi mereka mengakhirinya bukan dengan gencatan senjata, melainkan genderang tabuh bendera perang, dengan api benci yang menyala-nyala. Mengerikan!
Pernahkah kita berfikir kenapa bisa begitu rupa? Ah, sekali lagi membingunkan. Wajar jika dulu khalifah Ali bin Abi Thalib berpesan "Cintailah orang yang kamu cintai secukupnya dan jangan berlebihan, siapa tahu di suatu hari nanti dia jadi orang yang membenci dan dibenci dirimu. Dan bencilah secukupnya, jangan berlebihan, siapa tahu di suatu hari nanti dia menjadi orang yang mencinta dan dicintai dirimu.
Jika akhlak seseorang itu baik, maka saat sudah tidak ada lagi cinta, tidak ada namanya itu muncul bunga benci. Tapi, jika memang pabrikan dari sononya udah berakhlak yang buruk, bisa jadi seperti yang saya sebut di atas, bisa terjadi perang ke tiga pasca cinta. Hehehe, seram.
Adapun untuk dulu yang pernah membenci pakai bingit #eh, ketika hatinya ada perubahan untuk mencintai dia akan berada pada koridor cinta yang secukupnya dan penuh kesadaran karena Allah. Sekali lagi, ini dihubungkan dengan akhlak ya.
Jika seorang suami mencintai istrinya karena rupa, bisa saja kepuasan dan ketertarikannya terhadap rupa akan surut seiring bertambahnya usia. Dan tentu saja, ada biaya yang tidak sedikit untuk "mempertahankan" kecantikan tersebut.
Memelihara kecantikan seorang istri butuh modal, memelihara dan meningkatkan keshalehan butuh keimanan. Pilih yang keimanan kan? harus. Lagipula, jika cinta karena rupa, apa tidak mungkin ia akan tertarik kepada wanita yang lebih cantik? Yuk, cerdas memilih. Pastikan pilih yang agamanya bener dulu ^^
Salam bahagia dan berlimpah keberkahan :)
Semarang, 19 Mei 2014
:)
ReplyDeletecieee yang lagi kasmaran :p
:-) sembarangannnnnnn :p
DeleteTulisan macam ini yang saya sebut tulisan SEO (memaksakan). Kalau blog pribadi isinya pasti kalau enggak curhat artikelnya berdasarkan pengalaman. Kalau ini berdasarkan pengalaman pasti judulnya "Ganteng karena rupa" hahaha. Kunjungan balik yaaa
ReplyDeleteHehehe, siyaaappp, kan kemarin udah kunbal mbak :D
Deletecerdas memilih kyk kampanye politik aje.. [-(
ReplyDeleteEmang kampanye kok, pilih capres yang ndak disetir :)
DeleteCieee yang lagi Kasmaran :d :) :)) Hahaa... :-) :>)
ReplyDelete:-s apa sih lu jek -_-
Delete