Diskusi Imajiner 1
Sang Pena - Itu kamu, kamu yang lama tak menulis tiba-tiba membuka dashboard blogger. Dan itu juga kamu, mendadak yang ingin menulis puisi dengan hati, tetapi ternyata mood kamu malah kepingin mendesign lagi. Payah, itu kamu yang bilang. Lelah, kamu lagi yang bilang.
Entah karena dorongan dan alasan apa kamu menulis lagi, sambil senyum-senyum kamu melanjutkan mengetik. Orang jawa bilang "ngomong dewe" tapi itu kamu malah "nulis dewe, ngguyu dewe". Tulisannya ngelantur, karena kamu bilang tulisan ini cuma pemanasan, setelah benar-benar panas lalu digoreng, kata kamu lagi.
Sebenarnya kamu mau nulis politik, tetapi kurang menarik, lagipula politik seringkali PHP dan bikin sakit hati. Kamu pengen nulis budaya, tetapi budaya sudah dikorupsi. Malah karena seringnya dilakukan oknum cakil rakyat, kini korupsi menjadi kebudayaan mereka, kata kamu lagi.
Kamu pengen menulis soal anak-anak, tetapi masa bahagiamu dulu sudah berbeda dengan jaman sekarang. Kamu dulu mainannya tanah lempung buat "plencungan". Anak sekarang BBMan, PSan, sedangkan kamu sendiri payah main PSan sejak lahir.
Kamu pengen menulis soal ekonomi, tetapi suhu ekonom yang jadi wakil presiden di sebuah negara di Asia Tenggara sana payahnya tak ketulungan, dia guru besar, tetapi boneka karena seperti pion catur yang diombang-ambingkan, tak tahu malu! tak berpendirian lelaki sejati! kata kamu lagi.
Akhirnya kamu menulis seperti ini, apa maksudnya entahlah. Lho, sebenarnya kamu ini aku juga kan? IYA, jawab kamu lewat tulisan. Lho, kenapa aku sebut kamu? BIAR AKRAB BRO, jawab kamu lagi.
Nanti pembaca bingung? biar! jawab kamu.
Ya sudah, daripada berlarut-larut, lebih baik kita sudahi saja, sudah panjang kan? Terima kasih yang sudah baca :D
Bingung kan? terima kasih :p
Penulis, kamu.
Entah karena dorongan dan alasan apa kamu menulis lagi, sambil senyum-senyum kamu melanjutkan mengetik. Orang jawa bilang "ngomong dewe" tapi itu kamu malah "nulis dewe, ngguyu dewe". Tulisannya ngelantur, karena kamu bilang tulisan ini cuma pemanasan, setelah benar-benar panas lalu digoreng, kata kamu lagi.
Sebenarnya kamu mau nulis politik, tetapi kurang menarik, lagipula politik seringkali PHP dan bikin sakit hati. Kamu pengen nulis budaya, tetapi budaya sudah dikorupsi. Malah karena seringnya dilakukan oknum cakil rakyat, kini korupsi menjadi kebudayaan mereka, kata kamu lagi.
Kamu pengen menulis soal anak-anak, tetapi masa bahagiamu dulu sudah berbeda dengan jaman sekarang. Kamu dulu mainannya tanah lempung buat "plencungan". Anak sekarang BBMan, PSan, sedangkan kamu sendiri payah main PSan sejak lahir.
Kamu pengen menulis soal ekonomi, tetapi suhu ekonom yang jadi wakil presiden di sebuah negara di Asia Tenggara sana payahnya tak ketulungan, dia guru besar, tetapi boneka karena seperti pion catur yang diombang-ambingkan, tak tahu malu! tak berpendirian lelaki sejati! kata kamu lagi.
Akhirnya kamu menulis seperti ini, apa maksudnya entahlah. Lho, sebenarnya kamu ini aku juga kan? IYA, jawab kamu lewat tulisan. Lho, kenapa aku sebut kamu? BIAR AKRAB BRO, jawab kamu lagi.
Nanti pembaca bingung? biar! jawab kamu.
Ya sudah, daripada berlarut-larut, lebih baik kita sudahi saja, sudah panjang kan? Terima kasih yang sudah baca :D
Bingung kan? terima kasih :p
Penulis, kamu.
Semarang, Selamat Datang Mei :)
Comments
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.
Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih