Pasir Waktu dan Air Mata

pasir waktu sang pena
Pasir Waktu
Sang Pena - Terkadang waktu menjelma menjadi debu, menyaru menjadi pasir dan butir kerikil dalam genggaman yang rapuh. Menghilangkan momen dan menggugurkan beberapa kesempatan -- dan kebanyakan kita tidak pernah mampu merebutnya kembali.

Sering tersimpan rahasia dalam tiap kepalan, tertahan -- menjadi semacam tinju yang selalu urung kita lontarkan pada sejuta wajah bertopeng kemunafikan -- kesombongan. Maka, rentang bentangkan saja tanganmu itu. Sungguh ini bukan tentang menyerah, apalagi pasrah: sambutlah angin dan gemintang malam ini, bulan separuh yang semerah saga di sudut langit -- peluk-peluklah ia dan biarkan ia luruhkan keraguanmu.

Simpan saja perih itu, dengan mata terpejam dan bersabarlah, barangkali kau memang ditakdirkan langit untuk menjadi seseorang yang setiap hari harus mengeringkan air mata itu, sendiri.

Semarang, 20 Mei 2014 | 12:40 am

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia