Bahkan Rasulullah Pernah ‘Galau’ #
sangpena.com | Ini salah satu caraku untuk memelukmu dari jauh, ya, dengan rangkaian
kata dan untaian doa tentunya :)
Cantik,
semester kemarin aku mengambil mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, yang
sebelumnya pernah kupelajari dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Aliyah
dulu. Mau tak mau berhubung aku sudah memiliki buku pelajaran yang bersangkutan
maka aku membuka dan mengulang kembali pelajaran yang pernah kupelajari di
bangku sekolah itu. Saat itu aku ditugaskan menjadi kelompok satu yang temanya
adalah perjuangan Nabi di kota Mekah. Saat kubuka beberapa lembar pertama,
mataku tertuju pada sebuah doa Rasulullah yang isinya kurang lebih seperti ini
:
"Wahai Tuhanku, kepada Engkaulah
aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan
manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim, Engkaulah Tuhannya orang-orang yang lemah
dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh
yang akan menerkam aku atau kepada keluarga yang Engkau tidak marah kepadaku.
Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya-Mu yang
mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap dan atas-Nyalah
teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menyimpankan atas diriku
kemarahan-Mu atau dari Engkau turun atasku azab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan
halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan
Engkau..."
Demikian sedihnya doa yang
dipanjatkan Nabi Muhammad kepada Allah sehingga Allah mengutus malaikat Jibril
untuk menemuinya. Setibanya di hadapan Nabi, Jibril memberi salam seraya
berkata, "Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan orang-orang
ini. Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati
perintahmu," Sambil berkata demikian Jibril memperlihatkan para malaikat
itu kepada Rasulullah SAW.. (Sumber: Sejarah Kebudayaan Islam oleh Drs. H.
Bahroin Suryantara, M.A. Penerbit Yudhistira)
Cantik,
kisah itu terjadi ketika Rasulullah menyadari bahwa usahanya untuk berdakwah ke
Thaif tidak berhasil, malah penduduk Thaif tak membiarkan Rasulullah keluar
dengan aman. Mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata
penuh ejekan sehingga Rasulullah terkena lemparan batu tersebut yang
mengakibatkan tubuh beliau berlumuran darah.
Cantik,
mungkin kau sudah pernah mengetahui tentang kisah ini tapi tau kah kau mengapa
aku menceritakan kisah ini kepadamu? Tentu aku pilihkan kisah ini bukan tanpa
alasan khusus. Aku tau saat ini mungkin kondisi emosionalmu sedang amat tidak
stabil karena masalahmu yang bertubi-tubi, yang kau rasa amat berat untuk kau
selesaikan. Tapi tenang, kau tak sendiri. Sebuah pepatah mengatakan bahwa saat
kau bahagia dan diliputi oleh kegembiraan dan kebahagiaan, maka teman-teman tau
siapa kamu. Namun, saat kau dirundung sedih dan duka maka disanalah kau
mengetahui siapa temanmu. Dan aku disini cantik, agar kau tau masih ada aku
untuk segala gundahmu.
Cantik, apa
kau ingat beberapa tahun silam kita pernah melihat bintang bersama di sebuah
gazebo cantik di asrama kita? Saat itu kita mengagumi bintang yang berkelip
cantik di langit lalu kau tunjukan padaku satu yang paling bersinar terang,
seperti kau yang dulu kukenal. Ingatkah bahwa kaulah yang paling semangat
mengajakku berkeliling boarding school kita untuk menjelajahi malam? Saat itu
kau tarik tanganku seolah waktu akan segera berakhir, dan gadis yang paling
bersemangat itu adalah kau yang kukenal.
Ingatkah kala kita tertawa dan
berteriak bersama saat mencoba berbagai wahana di Wisata Bahari Lamongan saat
tour sekolah? Terutama saat kita bertiga menaiki wahana roller coaster yang
seolah ingin menghempaskan kita ke laut lepas di setiap sudut kala ia berbelok?
Saat itu ada saatnya wahana itu naik dan turun. Masih ingat juga kan saat kau
yang berpendapat bahwa kita harus membeli baju kembaran bertiga agar kita
selalu mengenang hari itu tuturmu saat itu. Dan semua kisah tentang gadis
periang, pemberani, yang lincah dan penuh enerji itu adalah kamu, cantik. Semua
bahagia yang kau ciptakan masih sempurna terpampang di mataku.
Lalu apa
relavansi dari itu semua? Mungkin kau sedikit bertanya-tanya bingung mau dibawa
kemana tulisan ini. Aku mengingatkanmu atas segenap memori itu karena SUNGGUH
AKU TAK INGIN KEHILANGAN DIRIMU YANG KUKENAL. Mungkin masalah yang kau hadapi
ini sungguh serius sehingga segala teori atas keikhlasan dan ketentuan-Nya yang
semalam kuceritakan panjang lebar terasa amat berat untuk kau realisasikan.
Tapi PERCAYALAH cantik, bahwa sungguh Allah tak akan memberikan musibah
melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Walaupun ini sungguh terdengar klise.
Tengoklah kisah Rasul kita yang bahkan pernah merasakan sesuatu yang bernama
'kegalauan' seperti yang kau rasakan saat ini, walau dengan substansi masalah
yang tentunya jauh berbeda. Pada tulisan sederhana yang tak ada apa-apanya ini
aku ingin berkisah padamu, cantik, bahwa manusia paling sempurna setaraf Rasul
saja pernah mengalami hal serupa, apalagi kau dan aku yang notabennya hanya
manusia biasa yang masih penuh cela.
Aku sadari bahwa rasa yang saat ini sedang
kau derita merupakan sunatullah, sehingga dapat kumaklumi segala keluh-lelahmu
semalam. Tapi tau kah kau cantik, bukankah ada seorang gadis kuat yang
mengatakan padaku setahun silam bahwa "Masih banyak orang yang lebih
menderita dari pada kita dengan masalahnya, untuk apa terus mengeluh
berkepanjangan? karena sejatinya hidup akan terus berjalan", dan gadis
kuat itu adalah KAU :)
Ya, kau yang
mengatakan itu padaku saat aku merasa lemah dengan masalahku. Kini aku akan
kembali mengatakan itu kepadamu, sayang. PERCAYALAH, walau kata ini terdengar
sungguh naif di telingamu jika kukatakan ini kepadamu saat ini. Tapi bukankah
agama kita dilandasi oleh kepercayaan sebelum kita melaksanakan kewajiban agama
yang lainnya? Aku ingin mengutip sebuah lirik lagu film Barbie sebelum
mengakhiri tulisan ini
Believe in all that can be
A miracle starts whenever you dream
Believe and sing from your heart you'll see
Your song will hold the key.
You can paint the stars,
You can touch the sky
Spread your wings and discover you can fly
Won't know until you try
A miracle starts whenever you dream
Believe and sing from your heart you'll see
Your song will hold the key.
You can paint the stars,
You can touch the sky
Spread your wings and discover you can fly
Won't know until you try
(When you) BELIEVE, BELIVE,
When you believe
Maka percayalah cantik bahwa pelangi
yang indah tak akan menghiasi langit tanpa dimulai dengan hujan bahkan petir.
Percayalah cantik, bahwa kau sungguh gadis kuat yang Ia ciptakan mampu untuk
melewati masalah-masalah berat itu. Sungguh kau adalah orangnya, maka
PERCAYALAH :)
Penulis: Felita Ulfa Fauziah
Comments
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.
Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih