Belajar Dari Kepiting
![]() |
pic source: sites.psu.edu |
Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ.
Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris
meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom.
Begitulah seterusnya, sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom, sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom. Hingga mati hidupnya si kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.
Menarik, kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil
mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi yang ada kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan
berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah.
Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.
Manusia sebagian mempunyai sifat seperti kepiting : Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri. Selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Tanpa sama sekali mempedulikan dirinya yang bergelimang kesalahan.
Sungguh tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi dengan tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju.
Buang pikiran negatif seperti itu. Sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apapun, tidak perlu diberikan istilah kemenangan atau kekalahan, setiap diri kita mempunyai hak untuk sukses! Sukses adalah hak kita semua, jadi teruslah berusaha dan terus menghargai :)
Daripada sibuk menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah berjuang dan terus berusaha, jatuh dan bangkit, jatuh dan bangkit lagi. Lalu lihatlah, sejauh mana kita mampu mengembangkan kemampuan dan potensi sesungguhnya.
Mari menginspirasi, berkarya untuk menjadi pribadi yang membanggakan :)
Salam sukses!
Semarang, 3 Agustus 2014
Hangat surya kota Lumpia
Comments
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar, yang sopan ya :) | Semua komentar akan dimoderasi.
Hendak diskusi dengan penulis, silakan via email di pena_sastra@yahoo.com. Terima kasih