Mandadak Kemarau

Mendadak Kemarau, sangpena
picsource: antarafoto.com
Miskin yang mendadak singgah
Menghadirkan keserakahan
Kian letih
Berat kaki untuk melangkah
Namun, 
Apalagi yang dapat kita lakukan?
Jika kemarau mendadak berkepanjangan
Dari kenyamanan hujan yang terlalu lama (juga) dirasakan

Apa yang mesti (lagi) kita kelu dan keluhkan?
Kita sudah kadung memilihnya
Kita sudah tak mampu mengubahnya

Kemarau segera datang
Kita tak mampu menaksir cuaca ke depan
Apakah ini jawabannya?
Ujian yang mendadak singgah
Dalam hidup yang semakin gerah
Kita tetap melangkah,
Kian letih...

Semarang, 29 Agustus 2014
Wonodri, setelah letih perjalanan panjang Blora - Semarang
Inspirasi dari Sayyis Fahmi Alathas

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Seberapa Cepat Loading Blog Anda?