Telaga Warna

Telaga Warna

Selera wajah yang tak kunjung karam
teguh walau redup berlalu
kuasai keriput belulang pipi
batu-batu kening terkenang dalam almbum merah muda
lalu benang hitam yang tergerai
terombang-ambing dibelai rindu
aku beku
gempita mata menyergap
hingga dua kutub bersujud
padu dalam dada
bersemayang di pematang dentum jantung dan nadiku.

Pantura, 1 April 2012 | Penulis: Umar Affiq

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia