Surat Terbuka kepada Ahok

Surat Terbuka kepada Ahok

Koh Ahok,
Ada banyak orang yang tak suka pada kata-kata kasar Anda. Saya maklum soal itu. Tapi saya juga maklum bahwa kata-kata kasar Anda tidak ditujukan untuk mencaci rakyat. Yang Anda caci adalah orang-orang korup. Bagi saya sih, itu bukan masalah. Orang-orang korup itu tidak hanya perlu dicaci, tapi juga harus dikurung di penjara.

Saya paham soal keberatan orang-orang itu. Mungkin tak patut benar bila kata-kata kasar itu sering-sering diumbar. Maka silakan Anda pertimbangkan sendiri, kalau masih ingin mencaci orang-orang korup itu. Kalau kata-kata seperti taik itu dirasa tidak cocok oleh orang-orang cobalah mencaci mereka dengan inovatif. Misalnya makilah mereka dengan nama buah-buahan, misalnya kedondong, duren, kesemek dan lain-lain. Anda mungkin heran, kenapa mencaci dengan nama buah-buahan? Saya kasih tahu ya Koh Ahok. Buah-buahan itu tidak satupun yang punya otak. Jadi sangat cocok untuk mendeskripsikan
para koruptor itu.

Adapun soal surat dari Jaya Suprana, mungkin Anda perlu pakai surat itu sebagai pengelap tinja saat Anda berak. Benar, saya heran dengan si Jaya itu. Apa hubungannya Anda dengan etnis Tionghoa? Anda menjalankan tugas negara sebagai Gubernur DKI, Anda duduk di tempat itu atas pilihan rakyat melalui pemilu yang sah. Maka apapun yang Anda lakukan, selama Anda tidak melanggar konstitusi, undang-undang, dan hukum, adalah hal terhormat. Jadi, tidak ada alasan bagi kami untuk berbuat rusuh karena Anda. Juga tak ada alasan bagi kami untuk menyakiti saudara-saudara kami dari suku Tionghoa. Karena mereka adalah warga negara terhormat seperti Anda, juga seperti kami.

Jadi abaikan saja si Jaya itu. Dia mungkin sedang galau karena produk jamunya tidak berhasil membuat dia langsing.

Hormat saya,
Kang Hasan
aka Sutan Paruik Gadang

*hehe, buat senyum aja

Jakarta, 31 Maret 2015

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia