KKN dan Nilai Kedisiplinan

Dibenarkan atau tidak, masih banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya siap secara keilmuan dan sosial ketika diterjunkan di masyarakat. Sedangkan telah menjadi sebuah kebiasaan, atau bisa disebut keharusan, ketika menjadi mahasiswa kita harus siap menjadi bagian dari masyarakat. Yakni mampu memerankan diri sebagai agent of change, dan social control.
Sebagai salah satu bentuk pengabdian mahasiswa di masyarakat, kita telah pula mengenal adanya KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dalam perkembangannya kini, hanya menjadi rutinitas, formalitas belaka. Mahasiswa hanya menjalani KKN untuk menyelesaikan studi, studi selesai, ijazah di tangan, selesai pula perhatian kita terhadap permasalahan mendasar di masyarakat, yakni; pendidikan, ekonomi, dan budaya. Fokus berpindah, mengarah kepada pemenuhan kebutuhan pribadi.
Sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, KKN sebenarnya bentuk kegiatan paling tepat yang manfaatnya dapat dirasakan langsung di masyarakat. Dengan adanya KKN, baik masyarakat ataupun mahasiswa secara tidak langsung telah mengadakan tindakan simbiosis mutualisme, menguntungkan bagi mahasiswa dalam pendewasaan pikiran guna peka permasalahan sosial, dan menguntungkan bagi masyarakat dalam mengentaskan permasalahan mendasar.
Beberapa masalah, yang seringkali timbul dan sedikit tindakan antisipasi dalam KKN adalah; pertama, terkadang pelaksana (mahasiswa) seringkali menganggap diri lebih dan menganggap masyarakat bodoh. Sehingga terjadi pemaksaan pemahaman kepada masyarakat. Kedua, keragaman budaya yang dapat menimbulkan penilaian berbeda dari sesuatu yang telah mengakar di masyarakat. Ketiga, kelemahan dalam berkomunikasi menimbulkan salah pengertian dari masyarakat. Dan terakhir, kemiskinan yang efek sampingnya mengakibatkan masyarakat pesimis untuk diajak maju bersama.
Kendala pasti ada memang, maka dari adanya kendala tersebut, kita dituntut untuk memahami dan mampu memanajemen program agar bisa berjalan dengan baik. Yakni dengan melakukan riset pendahuluan, koordinasi dengan instansi terkait, dan peningkatan kedisiplinan.
Disiplin yang benar dalam bahasa sosial adalah sebuah sikap dan perilaku yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat tanpa paksaan dari luar. Inilah sikap yang sejatinya dimiliki oleh setiap mahasiswa yang mengaku sebagai agen perubahan dan pemegang kontrol sosial dalam rangka memperbaharui nilai-nilai Kuliah Kerja Nyata.

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Seberapa Cepat Loading Blog Anda?