Kesabaran Adalah Hasil Latihan

Kesabaran Adalah Hasil Latihan
sangpena.com | Kesabaran Adalah Hasil Latihan | Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ”Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?” Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ”Kira-kira sepuluh tahun.”

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ”Begitu lama,?” tanyanya tak percaya. ”Tidak,” kata si orang bijak, ”Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.”

Anak muda itu bertambah bingung. ”Mengapa Guru lipatkan dua?” tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ”Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.”

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan duniawi? Sebagaimana yang telah banyak disampaikan, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ”Toko Kebahagiaan.” Di sana tidak ada barang yang bernama ”kebahagiaan” karena ”kebahagiaan” itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan. Inilah ”barang-barang” yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ”kesabaran” Anda hanya akan mendapatkan ”benih kesabaran.” Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.

”kesabaran tingkat 1,” misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.

”Kesabaran tingkat 2” berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah.

”Kesabaran tingkat 3”, misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.

Menu yang lain misalnya ”bersyukur.’

‘ ”Bersyukur tingkat 1” adalah bersyukur di kala senang, sementara ”bersyukur tingkat 2” adalah bersyukur di kala susah.

”Kejujuran tingkat 1,” misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ”kejujuran tingkat 2” adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ”Toko Kebahagiaan”.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. YANG TERMAHAL TERNYATA. ADALAH ”KESABARAN” Karena Kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.

Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ”Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahal lah yang memberi nilai kepada segalanya”.

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ”obat dan vitamin” yang sangat kita butuhkan.

Dengan demikian Anda akan ”berterima kasih” kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ”MUNCUL” untuk membantu Anda.
Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adlh peluang utk membentuk kesabaran. Penghasilan yg pas-pasan adalah peluang utk menumbuhkan rasa syukur.

Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan

Sesuai dengan ungkapan kebenaran ini :

Melatih kesabaran adalah cara bertapa yang tertinggi

Artinya rasa syukur merupakan bagian dari latihan kesabaran. Dengan melatih kesabaran berarti melatih rasa syukur, keikhlasan, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan dan lainnya.

Sama seperti dalam berkonsentrasi, kita harus kembali ke objek semula, pada saat pikiran mengembara kemana-mana baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Artinya kita sedang melatih KESABARAN. Yakni melatih kesabaran untuk Menerima Apa Adanya. Dan secara jujur saya harus katakan TIDAK MUDAH. (Baca juga: Sunnah Nabi itu Memang Super)

Jadi KESABARAN adalah HASIL dari LATIHAN.


Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Your Link Exchange

Forum ICITY: Transformasi Cara Berkomunikasi & Berbagi Solusi

Daftar 50 Promising University Indonesia